SOLOPOS.COM - Sukarelawan, petugas BPBD, dan polisi memantau perkembangan aktivitas Gunung Merapi dan tempat evakuasi sementara melalui CCTV di posko induk yang berlokasi di Pendopo Pemkab Klaten, Jumat (4/12/2020). (Solopos/Taufiq Sidik Prakoso)

Solopos.com, KLATEN — Sudah hampir sebulan, tepatnya 28 hari, para pengungsi erupsi Merapi harus bolak-balik dari kampung ke lokasi pengungsian wilayah Desa Teglamulyo, Kemalang, Klaten.

Hal itu terjadi semenjak Gunung Merapi berstatus Siaga. Informasi yang Solopos.com peroleh, setiap sore-malam ada mobil yang dikemudikan sukarelawan datang ke perkampungan daerah rawan bahaya erupsi Gunung Merapi, Tegalmulyo.

Promosi Mitsubishi XForce: Stylish untuk Wanita, Praktis buat Ibu Muda

Ada tiga dukuh Desa Tegalmulyo yang masuk kawasan rawan bahaya erupsi yakni Dukuh Canguk, Pajegan, serta Sumur. Mobil yang melaju dari kantor desa itu menuju daerah paling atas atau paling dekat dengan puncak Merapi.

Tegaskan Netral Pada Pilkada 2020, FKPPI 11.35 Ajak Warga Solo Tidak Golput

Dari wilayah teratas itu, mobil bergerak turun menyisir setiap sisi jalan kampung ketiga dukuh Tegalmulyo, Klaten, untuk menjemput pengungsi erupsi Merapi. Para pengungsi itu terutama warga lanjut usia (lansia), anak-anak, serta anak balita bersama ibu mereka.

Mobil lantas kembali ke kantor desa setempat membawa kelompok rentan itu mengungsi ke tempat evakuasi sementara (TES), yakni gedung seberang kantor desa. Selepas Subuh, mobil-mobil itu kembali menuju perkampungan mengantarkan pengungsi pulang ke rumah masing-masing.

Aktivitas antar jemput para pengungsi itu sudah menjadi rutinitas selama hampir sebulan terakhir sejak status Gunung Merapi naik ke level siaga. “Sudah 28 malam,” kata Martono, 42, salah satu warga Dukuh Pajegan, Desa Tegalmulyo, saat berbincang dengan Solopos.com, Jumat (4/11/2020).

Meledak! Kasus Covid-19 Ponorogo Tambah 49 Orang Dalam Sehari

4 Ambulans

Ada empat mobil ambulans yang digunakan untuk antar jemput pengungsi erupsi Merapi dari Desa Tegalmulyo, Klaten. Mobil-mobil itu milik organisasi kemasyarakatan (ormas) serta pemerintah Desa Tegalmulyo.

Saat menuju ke TES, warga hanya membawa perlengkapan seperlunya seperti selimut. Sebagian pakaian serta surat-surat berharga sudah mereka pindahkan ke TES sejak kali pertama mengungsi.

Martono mengatakan selama ini warga dari daerah rawan bahaya erupsi Merapi Tegalmulyo mengungsi hanya saat malam hari. Pagi hingga sore, mereka kembali ke kampung dan beraktivitas seperti biasa.

Spanduk Liar Kontroversial Bertebaran di Sragen Jelang Masa Tenang Pilkada

Tak semua warga mengungsi saat malam tiba. Hanya kelompok rentan seperti warga lansia, anak balita, serta anak-anak pengungsi erupsi Merapi Tegalmulyo, Klaten, yang menginap di TES.

Sementara kaum laki-laki termasuk para pemuda tetap bertahan di kampung. “Betul, bapak-bapak dan pemuda di pos ronda,” jelas Martono.

Salah satu sukarelawan yang juga pengelola sekretariat TES Tegalmulyo, Danar, mengatakan hal senada. Sejak status Merapi naik ke level siaga, warga dari daerah rawan untuk sementara mengungsi hanya saat malam.

Lukas Jayadi Tersangka Penembakan Mobil Bos Duniatex Ternyata Pebisnis Sukses Bidang Otomotif Di Solo

Mengurus Ternak

“Setelah subuh itu mereka kembali ke rumah masing-masing beraktivitas biasa seperti mengurusi ternak. Saat siang kan pandangannya jelas [memantau puncak Merapi], berbeda ketika malam,” kata Danar.

Meski TES Teglamulyo, Klaten, belum ditempati pengungsi dari daerah rawan bahaya erupsi Merapi sepanjang hari, sukarelawan tetap stand by 24 jam setiap hari.

Para sukarelawan yang mengelola TES saat ini mengandalkan para sukarelawan dari desa setempat. “Sementara ini memberdayakan dari sukarelawan setempat. Tenaga yang ada masih mencukupi,” kata Danar.

Penembakan Mobil Bos Duniatex Berawal Dari Persoalan Tanah Dan Utang Rp16 Miliar, Begini Ceritanya

Soal proses evakuasi warga terutama kelompok rentan, Danar menerangkan ada aktivitas antar jemput. “Ada empat ambulans khusus menjemput kelompok rentan dan mengantar mereka pulang ketika pagi. Kalau teman-teman bagian evakuasi itu naik setelah ada komando dari atas,” kata Danar.

Ia menerangkan setiap RT itu ada penanggung jawab masing-masing dan terus berkoordinasi dengan sekretariat TES untuk penjemputan.

Titik Kumpul

Pengungsi erupsi Merapi dari Tegalmulyo, Klaten, itu biasanya sudah berada di titik kumpul setiap RT atau depan rumah saat petugas menjemput.

Pelanggaran Protokol Kesehatan Solo Meningkat, Sebagian Ngaku Tak Percaya Covid-19



Kepala Desa Tegalmulyo, Klaten, Sutarno, jumlah pengungsi erupsi Merapi setiap malamnya tidak tentu. “Kisarannya 100 orang setiap malam. Mungkin juga ada yang merasa bosan dan ada pula yang masih merasa aman sehingga tidak perlu mengungsi dulu. Tetapi, untuk kelompok rentan selama ini tetap mengungsi saat malam tiba,” kata Sutarno.

Mengenai kebutuhan logistik pengungsi, Sutarno mengatakan ketersediaan pangan masih cukup setidaknya untuk kebutuhan selama sepekan.

“Yang masih kurang seperti bantal dan selimut serta lauk-pauk karena ada yang tidak bisa bertahan lama,” jelas Sutarno.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya