SOLOPOS.COM - Warga RT 009/RW 005, Dukuh Sekarbolo, Desa Jiwowetan, Kecamatan Wedi, Klaten, Muryati, 57, melihat bekas longsor di depan rumahnya, Senin (25/2/2013) siang. (Ivan Andimuhtarom/JIBI/SOLOPOS)


Warga RT 009/RW 005, Dukuh Sekarbolo, Desa Jiwowetan, Kecamatan Wedi, Klaten, Muryati, 57, melihat bekas longsor di depan rumahnya, Senin (25/2/2013) siang. (Ivan Andimuhtarom/JIBI/SOLOPOS)

KLATEN–Sekitar 270 keluarga di Desa Jiwowetan, Kecamatan Wedi,  Klaten yang tinggal di lereng Gunung Merak terancam bahaya longsor.  Hingga Senin (25/2/2013), sedikitnya sembilan tebing di dekat rumah warga telah longsor. Beruntung, tak ada korban jiwa dalam kejadian tersebut.

Promosi Pegadaian Buka Lowongan Pekerjaan Khusus IT, Cek Kualifikasinya

Sekretaris Desa Jiwowetan, Wagimin, 49, ketika ditemui Solopos.com, Senin, di balaidesa setempat, mengatakan terdapat empat RT yang warganya berada di lereng Gunung Merak, yaitu RT 009, RT 010/RW 005 dan RT 015, RT 016/RW 008. Menurutnya, kondisi tanah di wilayah tersebut memang rawan longsor.

“Kalau kemarau daerah itu kurang air. Sedangkan kalau hujan, rawan longsor,” ujarnya.

Sementara Kades Jiwowetan, Ngajirin, 59, menjelaskan longsor di desanya kali pertama terjadi Jumat (22/2/2013) malam karena hujan deras yang mengguyur wilayah tersebut sejak siang. Kemudian, longsor kembali terjadi Sabtu (23/2/2013) malam.

“Ada sembilan keluarga yang kondisinya parah. Delapan di antaranya berasal dari RT 009 dan satu keluarga berada di RT 010. Longsor di daerah itu terjadi hampir setiap tahun saat musim hujan. Segera setelah diketahui ada longsor, warga saya minta untuk kerja bakti membersihkan tanah yang longsor,” paparnya.

Ia menambahkan, sementara ini, warganya telah menerima paket sembako dan bronjong kawat dari Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Klaten. Ia berharap Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Klaten mau membantu pembangunan talut di daerah rawan longsor di desanya.

Ketua RT 009/RW 005, Dukuh Sekarbolo, Ngatijo, 55, mengatakan tebing di depan rumahnya tak luput dari longsor, Sabtu malam lalu. Ia kemudian menguruk bekas longsoran dengan tanah dan memasang pancang dari bambu pada tebing untuk mencegah terjadinya longsor.

“Di bawah rumah saya itu ada rumahnya Pak Minto Hartono. Kalau tanah di sini ambrol, rumah itu pasti akan kena longsorannya. Saya sudah berupaya mengajukan permohonan bantuan, tetapi baru beberapa warga yang mendapatkan,” urai dia.

Sementara itu, Kepala Pelaksana BPBD Klaten, Sri Winoto, Senin mengatakan pihaknya baru dapat memberikan sembako dan bronjong kawat karena minimnya dana segar yang mereka miliki. Ia mengaku akan meninjau langsung lokasi longsor Selasa (26/2/2013).

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya