SOLOPOS.COM - Panduan Informasi dan Inspirasi

<p><strong>Solopos.com, KARANGANYAR</strong> — Bau pesing menyeruak saat <em>Solopos.com</em> melangkahkan kaki melewati pintu depan rumah berlantai tanah yang dipadatkan di Dusun Pencil RT 004/RW 008, Desa Lemahbang, Kecamatan Jumapolo, Karanganyar, Rabu (23/5/2018).</p><p>Pemilik rumah menyekat ruang depan menggunakan almari, menyisakan jalan yang muat dilewati dua orang. Bagian depan dekat pintu ditata sebagai ruang tamu. Ada beberapa kursi di ruangan itu.</p><p>Di balik almari ada ruang kamar tidur. Di situlah, Heni Susiloningsih, 27, menghabiskan hari-harinya tergolek lemah di kasur tipis yang digelar di lantai tanah.</p><p>Kondisi Heni <a title="Kisah Tragis: Nenek Sutinem Karanganyar Ingin Tinggal di Rumah Layak" href="http://soloraya.solopos.com/read/20180504/494/914235/kisah-tragis-nenek-sutinem-karanganyar-ingin-tinggal-di-rumah-layak">memprihatinkan</a>. Adik Heni, Ayu Wulandari, 25, membagi kisah Heni kecil. Anak pasangan Dwi Wati dan Sularno itu sakit-sakitan setelah mengalami panas tinggi pada usia empat bulan. Orang tua membawanya ke dokter umum di dekat rumah.</p><p>"Kata Ibu enggak sembuh. Umur satu tahun, belum bisa berjalan. Nah, saat itulah tubuh mbak Heni itu mulai melengkung. Itu 2006. Setahun sebelumnya itu,<a title="Kisah Tragis: Kena Penyakit Aneh, Tubuh Pria Boyolali Ini Melintir" href="http://soloraya.solopos.com/read/20180511/492/915605/kisah-tragis-kena-penyakit-aneh-tubuh-pria-boyolali-ini-melintir"> enggak bisa ngapa-ngapain</a>, enggak bisa beraktivitas," kata Ayu saat berbincang dengan Solopos.com, Rabu.</p><p>Warga sekitar menyarankan orang tua Heni menggunakan jasa terapis. Saran itu sudah dilakukan tetapi menurut Ayu hasilnya kurang maksimal.</p><p>"Malah parah. Selanjutnya pakai kursi roda. Sempat jatuh dari kursi roda. Masih bisa duduk, makan sendiri, dan aktivitas lain," kenang ibu satu anak itu.</p><p>Keluarga memutuskan membawa Heni bolak-balik ke RSUD Karanganyar sejak 2006 hingga sekarang. Menurut Ayu, dokter mendiagnosis epilepsi. Dokter mengingatkan keluarga untuk sabar karena pengobatan membutuhkan waktu lama.</p><p>"Katanya bisa sampai sembilan tahun. Hla ini sudah lebih dari sembilan tahun belum sembuh," ujar dia kecewa.</p><p>Dahulu, ibunya atau Ayu yang mengantar Heni ke RSUD setiap kali kontrol rutin. Sekarang, mereka tidak bisa membawa Heni karena kondisinya memburuk. Heni tidak bisa beraktivitas.</p><p>Dia hanya bisa memamerkan senyumnya dan mengeluarkan suara-suara dari balik bibirnya sembari terbaring di kasur. Tangan dan kakinya kaku.</p><p>"Obat jalan saja. Saya kasihan kalau dia dibawa ke rumah sakit. Akhirnya ke rumah sakit hanya ambil obat. Kata dokter enggak apa-apa yang penting saya lapor kondisi Mbak Heni," ujar dia.</p><p>Ayu mengaku kerepotan mengurus kakaknya. Apalagi dia juga memiliki anak perempuan yang sedang membutuhkan perhatian.</p><p>"Maem, pipis, minum begitu itu dulu bisa bilang. Sekarang hanya mbrengik, rewel. Saya enggak tahu maksudnya apa. Minum obat enggak boleh telat. Kalau telat bisa kumat dan tubuhnya kaku," tutur dia.</p><p>Ayu harus memahami mood Heni yang kadang berubah-ubah. Apabila jika sedang tidak enak hati, Heni enggan makan. Dia hanya mau minum atau menyantap makanan ringan.</p><p>"Kadang maunya ibu yang menyuapi. Padahal ibu kerja di tempat pembuatan roti dan pulang malam. Ya saya paksa makan. Dulu minta mi ayam, oseng sawi putih. Sekarang enggak bisa nembung [bilang]," ujar dia.</p><p>Ayu menyampaikan Heni mengantongi BPJS Kesehatan. Dia juga mendapatkan bantuan dari pemerintah tetapi uang tidak turun secara rutin setiap bulan. Kadang empat bulan sekali atau lebih.</p><p>Mereka menaruh harapan kondisi Heni membaik. "Kami berharap diberikan kesabaran merawat Mbak Heni," ungkap dia.</p><p>Kasat Binmas Polres Karanganyar, AKP Suwarsi, bersama komunitas Peduli Sosial Community (PSC) memberikan tali asih kepada keluarga Heni. Mereka memberikan sembako untuk meringankan beban keluarga.</p><p>"Kami terlibat karena penginnya bisa mengajak yang lain agar lebih peduli. Masih banyak yang membutuhkan. Kegiatan seperti ini mesti berkelanjutan. Kami datangi door to door sebagai bentuk empati terhadap warga yang sakit. Kami berikan dukungan moral dan sedikit sembako," tutur Kasat Binmas Polres Karanganyar, AKP Suwarsi, mewakili Kapolres Karanganyar, AKBP Henik Maryanto.</p><p>&nbsp;</p>

Promosi Mitsubishi XForce: Stylish untuk Wanita, Praktis buat Ibu Muda

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya