SOLOPOS.COM - Panduan Informasi dan Inspirasi

Solo (Espos)–Dari 39 daerah aliran sungai (DAS) yang berada di Indonesia, aliran Bengawan Solo masuk dalam kategori high care atau ekstra perawatan. Kondisi yang memicu kerusakan aliran sungai di antaranya sedimentasi, erosi dan banjir.

Hal tersebut diungkapkan Deputi Bidang Komunikasi Lingkungan dan Pemberdayaan Masyarakat Kementrian Lingkungan Hidup (KLH), Dr Hennry Bastaman. Dia mengungkapkan, dari 39 DAS yang berada di Indonesia berdasarkan penelitian yang dilakukan KLH sedikitnya ada 26 DAS yang masuk dalam kategori rusak, artinya perlu adanya perawatan ekstra yang dilakukan oleh masyarakat ditunjang dengan kebijakan pemerintah daerah untuk mengantisipasinya.

Promosi Pegadaian Buka Lowongan Pekerjaan Khusus IT, Cek Kualifikasinya

“Hanya 3% pemerintah daerah yang melakukan perawatan ekstra serta memberikan kebijakan lebih terhadap permasalahan lingkungan hidup, idealnya mereka harus mengalokasikan minimal 5% dari APBD untuk lingkungan hidup,” papar dia ketika dijumpai Espos seusai acara Pemberdayaan Masyarakat dalam Pengelolaan Lingkungan Hidup di Stadion Manahan Solo, Rabu (23/6).

Dia mengungkapkan, pemerintah kota/daerah harus proaktif dalam pengelolaan lingkungan hidup salah satunya dengan aksi peduli lingkungan hijau di tengah masyarakat.

Menurutnya permasalahan yang mendesak dan harus segera ditangani di antaranya permasalahan kekeringan, erosi, sedimentasi yang berada di areal DAS Bengawan Solo. Dia mengatakan, ada beberapa faktor pemicu di antaranya semakin menurunnya kondisi hutan, penebangan liar dan konversi lahan yang menimbulkan kerusakan ekosistem dalam DAS.

das

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya