SOLOPOS.COM - Ketua Umum DPP APLKI Ali Mahsun bersama pihak Bank Artha Graha dan pengembang berfoto saat peletakan batu pertama pembangunan perumahan PKL di Desa Bendo, Kecamatan Nogosari, Boyolali, Senin (28/8/2017). (Istimewa)

APKLI membangun rumah untuk PKL, berlokasi di Nogosari Boyolali.

Solopos.com, BOYOLALI — Boyolali menjadi daerah pertama di Indonesia dalam pembangunan perumahan bagi pedagang kaki lima (PKL). Di Jawa Tengah (Jateng), Asosiasi PKL Indonesia (APKLI) menargetkan pembangunan 165.000 unit selesai kuartal pertama 2018.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Lokasi perdana perumahan PKL ini berada di Desa Bendo, Kecamatan Nogosari, Boyolali, atau berjarak sekitar 5 km utara Bandara Adisoemarmo, Ngemplak, Boyolali. Pembangunan rumah PKL ditandai acara peletakan batu pertama, Senin (28/8/2017).  Pada tahap pertama, APLKI membangun 250 rumah tipe 30 dengan luas tanah 60 meter persegi pada lahan seluas total 2,5 hektare (ha).

Ketua Umum DPP APLKI Ali Mahsun mengatakan pembangunan perumahan perdana ini bertujuan mewujudkan cita-cita PKL punya rumah sendiri. “Kami ingin rakyat atau PKL punya rumah sendiri yang dijamin oleh konstitusi,” kata dia di Objek Wisata Air Tlatar, Kecamatan Boyolali Kota, seusai acara.

Menurutnya, 60 persen warga Indonesia, termasuk PKL belum memiliki rumah sendiri. “Jangan sampai mereka seumur hidupnya ngekos atau mengontrak rumah,” imbuh dia.

Pemilik perumahan yang dibangun bekerja sama dengan bank Artha Graha ini mensyaratkan antara lain WNI, tidak memiliki rumah yang dibuktikan surat keterangan dari kelurahan/desa, tidak sedang mengurus KPR pada lembaga keuangan, punya e-KTP, punya surat lajang atau surat nikah bagi suami-istri, lolos BI (Bank Indonesia) checking.

Untuk memiliki rumah senilai Rp123 juta ini PKL mendapat subsidi down payment (DP) dari pemerintah senilai Rp4 juta dan angsuran dengan bunga 5% net. “Subsidi DP Rp4 juta dan bunga hanya 5%. Biasanya KPR komersial 9%-13%. Bagi PKL yang belum punya rumah, mari daftarkan ke APKLI terdekat,” kata dia.

Dia menambahkan kepemilikan rumah ini boleh lintas daerah. “Artinya, warga Sukoharjo boleh punya rumah PKL di Boyolali. Tapi hanya boleh punya satu unit,” ungkap dia.

Saat disinggung mengenai pengawasan tentang kepemilikan rumah ini, pihaknya melakukan filter dengan persyaratan-persyaratan tersebut. Dan jika di kemudian hari diketahui rumah itu ditinggali orang lain atau disewakan, maka PKL bersangkutan akan langsung didiskualifikasi tanpa pengembalian dana. “Jadi rumah ini memang khusus untuk PKL dan harus pemilik yang menempati,” tegasnya.

Setelah Boyolali, pembangunan akan dilanjutkan ke Sukoharjo, Klaten, Semarang dan daerah lain. Dia meminta kepada DPD APKLI Jawa Tengah untuk membangun 5.000 unit di setiap kabupaten/kota. Sehingga di Jateng akan dibangun total sebanyak 165.000 unit rumah untuk PKL.

“Di Jateng ada sekitar 4,9 juta PKL. Jadi target 5.000 per kabupaten/kota atau 165.000 unit pada kuartal pertama 2018 saya kira tidak muluk-muluk dan realistis,” kata dia.

Ketua DPD APKLI Boyolali Yan Muhtar mengatakan di Boyolali terdapat 2.400 PKL yang tersebar di semua wilayah. 80% Di antaranya belum memiliki rumah. Sebanyak 900 PKL sudah terverifikasi lolos BI checking. “Data yang ada pada kami, 900 PKL lolos BI checking dan kami harapkan 70% dapat menikmati perumahan ini,” kata dia.

Salah satu PKL asal Colomadu, Karanganyar, Ahmad Syaiful Muslim, 29, mengaku sangat gembira dengan program ini. Pedagang ayam bakar di Jl. Adisumarmo, Colomadu ini sangat tertarik karena kredit Rp700.000 per bulan untuk memiliki rumah ini dirasa tidak memberatkanya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya