SOLOPOS.COM - Mbah Nyami Boyolali dan Legiyo. (Detik.com)

Solopos.com, BOYOLALI – Mbah Nyami, 68, dan suaminya, Legiyo, 70, dari Boyolali kecewa batal berangkat haji pada 2020. Ini merupakan penundaan keberangkatan haji yang kedua bagi mereka.

Mbah Nyami kaget begitu mendengar siaran TV soal keputusan pemerintah tidak memberangkatkan calon jemaah haji pada 2020.

Promosi Selamat! Direktur Utama Pegadaian Raih Penghargaan Best 50 CEO 2024

"Sempat kecewa. Menterine nyiarke, ati kula mak grek, ra sido mangkat meneh (Saat Menteri menyiarkan keputusan pemerintah tak memberangkatkan calon jemaah haji, hati saya terkejut. Tidak jadi berangkat lagi)," kata Nyami saat ditemui di rumahnya Dukuh Silem, Desa Kadireso, Kecamatan Teras, Boyolali, Rabu (3/6/2020), seperti dikabarkan Detik.com.

Matahari "Lockdown", Bumi Bakal Berguncang & Cuaca Dingin 

Padahal, Mbah Nyami dan suaminya di Boyolali yang batal berangkat haji sudah mempersiapkan berbagai hal. Pasangan suami istri lanjut usia ini giat berolahraga dan telah menyiapkan baju ihram.

Mereka juga telah membayar lunas biaya keberangkatan haji. Bahkan, pihak keluarga telah berencana menggelar acara pamitan haji sebelum mereka berangkat.

"[Biaya haji] sudah lunas. Sudah suntik vaksin meningitis. Olahraga," jelas Nyami.

Nabung 25 Tahun

Bukan hal mudah bagi Mbah Nyami menabung untuk berangkat haji. Wanita yang sehari-hari berjualan hasil olahan ikan di Pasar Nglebak, Desa Nepen, Kecamatan Teras, Boyolali itu menabung sekitar 25 tahun.

Satpam Cantik di Sragen Hilang, Diduga Hanyut di Sungai Bengawan Solo 

Dia menyisihkan penghasilan dari hasil berjualan ikan, seperti lele, belut, wader, dan lainnya demi ongkos naik haji. Nyami mengaku menyisihkan uang Rp 5.000-10.000 sejak 2002.

"Menabung puluhan tahun, 25 tahun. Sedikit demi sedikit," imbuh dia.

Setelah terkumpul, uang itu dia gunakan untuk membeli emas. Sementara suaminya bekerja sebagai petani penggarap lahan dengan sistem bagi hasil. Mbah Nyami sudah mendaftar naik haji pada 2011. Sedangkan suaminya, Legiyo, baru mendaftar pada 2017.

Batal Haji 2018

Setelah menunggu sekitar tujuh tahun setelah mendaftar, Mbah Nyami Boyolali mendapat jatah berangkat naik haji pada 2018,  tapi terpaksa batal. Sebab saat itu dia ingin berangkat haji bersama suaminya. Dia pun menunda keberangkatannya tahun itu.

"[Batal berangkat] tiga kali, jane tahun 2018, tahun 2018 suami kulo dereng kangkat. Kulo ngentosi suami kulo (sebenarnya tahun 2018, tahun 2018 suami saya belum bisa berangkat. Saya menunggu suami saya). Ngenteni tiga tahun le daftar niku, lak nembe setahun (Menunggu tiga tahun mendaftar itu, [2018] kan baru setahun [kalau mau berangkat 2019]," jelas Mbah Nyami Boyolali yang kembali batal naik haji.

Pemilik Toko Bangunan di Karanganom Klaten Positif Covid-19

Jika merunut waktu pendaftaran Legiyo pada 2017, maka dia baru bisa berangkat naik haji tiga tahun kemudian yakni 2020. Jadi pada 2020 inilah kesempatan Legiyo dan Nyami naik haji bersama, tapi sayangnya gagal karena batal.

"Tahun 2020 ini sebenarnya sudah bisa berangkat bersama [suami], tapi ada Corona. Ya sudah," ujarnya pasrah.

Mbah Nyami Boyolali pun mengaku kecewa karena ini tahun ketiganya batal menunaikan ibadah haji. Meski begitu, dia dan Legiyo mengaku pasrah dan mengikuti aturan pemerintah.

"Lha pripun maleh, kulo nderek pemerintah, nderek sing ngatur (Bagaimana lagi, saya ikut pemerintah, ikut yang mengatur)," tambah Legiyo.

Tertimpa Batu 9 Jam, Nyawa Korban Longsor Bulu Sukoharjo Selamat 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya