SOLOPOS.COM - Belasan warga terdampak pembangunan bandara New Yogyakarta International Airport (NYIA) mengikuti pelatihan office tool di Balai Latihan Kerja (BLK) Dinas Sosial, Tenaga Kerja, dan Transmigrasi (Dinsosnakertrans) Kabupaten Kulonprogo, Jumat (4/3/2016). (Rima Sekarani I.N/JIBI/Harian Jogja)

25 orang santri, yang berasal dari Kulonprogo dan Gunungkidul, diajari berwirausaha

Harianjogja.com, KULONPROGO-25 orang santri, yang berasal dari Kulonprogo dan Gunungkidul, diajari berwirausaha, lewat kegiatan pesantren singkat pelatihan usaha produktif angkatan kedua.

Promosi Mitsubishi XForce: Stylish untuk Wanita, Praktis buat Ibu Muda

Pelatihan tersebut diselenggarakan atas kerja sama antara Pemkab Kulonprogo dengan Balai Pendidikan dan Latihan Yayasan Dharmais Kulonprogo, serta Robithoh Ma’ahid Islamiyah (RMI) Daerah Istimewa Yogyakarta. Kegiatan yang diadakan selama 45 hari ini, akan berlangsung di Balai Pendidikan dan Latihan Yayasan Dharmais Kulonprogo, Kecamatan Pengasih.

Kepala Balai Pendidikan dan Latihan Yayasan Dharmais Kulonprogo, Bari pada Senin (21/8/2017) mengatakan, selama mengikuti pesantren kilat, para santri akan mendapat pembelajaran tentang kelompok umum, penunjang, juga inti.

Materi terdiri dari agama dan berbagai ketrampilan seperti otomotif, komputer dan budidaya ikan air tawar. Instruktur kegiatan berasal dari dinas, tokoh agama di ponpes, masyarakat serta balai pelatihan kerja Kulonprogo. Pelatihan juga akan disertai dengan evaluasi.

Pesantren singkat ini bertujuan menyiapkan remaja dan pemuda sebagai insan pembangunan, agar memiliki pengetahuan agama dan ketrampilan. Sehingga mampu berkiprah nyata dalam dunia wirausaha.

“Keimanan dan ketaqwaan mereka, akan menjadi dasar ketika sukses menjadi pengusaha besar yang berakhlak mulia,” ungkapnya.

Pengurus RMI DIY, Khaeron Masduqi menjelaskan, para remaja kerap dijangkiti penyakit malas, miskin keterampilan, kaya gengsi dan konsumtif. Karena itulah, mereka sulit berkembang di dunia usaha.

Sementara itu, lembaga pendidikan yang berkomitmen mendidik anak bangsa dari segi jiwa, antara lain keagamaan, akhlak dan kemandirian sesuai minat bakat yang dimiliki masih sangat minim. Dalam kata lain, pendidikan yang ditempuh hanya mengejar pengetahuan saja.

Wakil Bupati Kulonprogo, Sutedjo saat membuka pelatihan menyampaikan dukungannya atas kegiatan ini. Saat ini, dunia bergerak begitu dinamis, terlebih lagi setelah mulai terbukanya Masyarakat Ekonomi ASEAN, sehingga seluruh pihak perlu mempersiapkan diri, termasuk generasi muda.

Menurut dia, anak muda masa kini harus memiliki berbagai keterampilan. Mengingat di masa kini, produk dan tenaga kerja dari luar negeri bisa masuk ke Indonesia dengan mudahnya. Produk Indonesia juga berpeluang bebas masuk ke berbagai negara.

“Kita harus memacu diri. Agar bisa berkarya, namun tetap menyesuaikan ketentuan dan syarat yang berlaku,” imbuhnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya