SOLOPOS.COM - Botol vaksin Coronavac SARS-Cov-2 Sinovac ditampilkan di acara media di Beijing, China, 24 September lalu. (Bisnis-Bloomberg)

Solopos.com, BANDUNG – Sebanyak 25 suka-relawan uji klinis vaksin Sinovac di Bandung, Jawa Barat, terkonfirmasi positif Covid-19. Hal tersebut disampaikan Ketua Tim Uji Klinis dari FK Unpad, Kusnandi Rusmil.

Sebanyak 25 suka-relawan vaksin yang positif Covid-19 itu terdiri dari 18 penerima plasebo dan tujuh orang yang sudah dua kali menjalani vaksinasi.

Promosi Digitalisasi Mainkan Peran Penting Mendorong Kemajuan UMKM

"Untuk uji klinis kemarin itu kan ada yang dapat vaksin, ada yang dapat plasebo. Nanti dilihat berapa yang sakit dapat vaksin, berapa yang sakit dapat plasebo. Dari hasil kemarin yang dapat vaksin yang sakit [terpapar Covid-19] tujuh, yang dapat plasebo 18 [sukarelawan]," kata Kusnandi di tempat praktiknya, kawasan Sukajadi, Kota Bandung, Senin (18/1/2021), seperti dilansir Detik.com.

Karangan Bunga Sadis Gegerkan Pesta Nikah Warga Masaran Sragen, Begini Ceritanya

Kusnadi mengatakan para penerima vaksin itu tertular Covid-19 saat beraktivitas di luar. Adapun gejala yang dialami relatif ringan karena mereka telah menerima vaksin.

"Karena kan yang ikut uji klinis banyak yang kemana-mana, dan boleh kemana-mana. Kita tetap kontrol dan dia kalau ada gejala di-swab sama kita. Tapi sebagian besar itu bergejala ringan dan enggak dirawat," tutur Kusnandi.

Sementara itu ada kelompok suka-relawan vaksin plasebo yang dirawat dalam kondisi positif Covid-19.

"Nah yang plasebo ada yang dirawat. Orang yang diuji klinis itu boleh kemana-mana, enggak ada yang dilarang sehingga dia mempunyai kesempatan dapat penyakit sama dengan normal," dia menambahkan.

Kronologi Farida Pasha "Mak Lampir" Meninggal Kena Covid-19

Kasus 25 dari 1.620 suka-relawan positif Covid-19 yang mengikuti uji klinis memengaruhi efikasi vaksin Sinovac itu. Sebelumnya BPOM mengumumkan efikasi vaksin tersebut sekitar 65 persen.

Kusnadi menegaskan orang yang telah divaksinasi masih bisa tertular Covid-19. Meskipun potensi itu masih bisa diminimalisasi oleh vaksin.

"Vaksin itu supaya tubuh kebal terhadap penyakit, tapi ada beberapa orang yang mempunyai gangguan [tidak terbentuk] kekebalan, contohnya orang yang makan obat-obatan tertentu atau terkena penyakit misal leukimia, jadi kemungkinan tetap tertular," ucap Kusnandi.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya