SOLOPOS.COM - Ilustrasi (JIBI/SOLOPOS/Grafis/Galih Ertanto)

Solopos.com, WONOGIRI — Sebanyak 25 hewan kurban di Kabupaten Wonogiri terinfeksi cacing hati. Hal itu menyusul dilakukannya pemeriksaan hewan kurban oleh petugas dari Dinas Kelautan Perikanan dan Peternakan (Dislapernak) Wonogiri sejak, Jumat (8/7/2022).

Kepala Seksi Kesehatan Masyarakat Veteriner (Kasi Kesmavet) Dislapernak Wonogiri, Prapto Utomo, mengatakan, jumlah temuan kasus itu hanya sementara, yakni hingga Minggu (10/7/2022) pukul 16.00 WIB. Ia mengaku masih menunggu pembaruan data yang dihimpun petugas di masing-masing sektor.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Kepada Solopos.com, Minggu, Prapto menerangkan temuan itu merupakan hasil pemeriksaan antemortem dan postmortem di Kabupaten Wonogiri bagian selatan.Hal itu seperti Kecamatan Pracimantoro, Paranggupito, Giritontro, dan Giriwoyo.

“Jumat sore kemarin, kebanyakan Wonogiri bagian selatan sudah banyak yang antemortem. Sabtu pagi sudah postmortem. Hasilnya tidak ada temuan kasus PMK tapi yang ada hanya temuan kasus cacing hati,” tuturnya.

Menurut Prapto, cacing hati bukanlah penyakit baru. Setiap tahun sekali, kasus sapi terinfeksi cacing hati ditemukan di Kabupaten Wonogiri. Hal yang mesti diperhatikan ialah pada penanganannya.

Baca Juga: Iduladha, Warga Serbu Usaha Penggilingan Daging di Pasar Wonogiri

“Sebenarnya kan tergantung seberapa parah infeksi cacing hati ke organ dalam hewan kurban tersebut. Kalau lebih dari 50 persen terinfeksi, dalam artian sudah membengkak banyak ditemukan nanah. Maka akan dimusnahkan. Jika kadar infeksinya kurang dari 50 persen, maka bagian yang terinfeksi dapat dipisahkan. Bagian hati yang kondisinya bagus dapat didistribusikan. Sementara itu, daging dari sapi yang ketahuan terinfeksi cacing hati tetap aman dikonsumsi,” katanya.

Selain temuan kasus cacing hati pada hewan kurban di Wonogiri, tambah Prapto, kasus sapi terpapar PMK dan mati mendadak juga ditemukan. Masing-masing jumlahnya hanya satu, yakni seekor sapi kurban terpapar PMK dan satu sapi mati mendadak.

Pada temuan kasus PMK pada hewan kurban, Prapto menyebut proses pemotongannya tetap dilakukan meski harus dengan syarat khusus. Pertama, sapi yang terjangkit PMK penyembelihannya ditempatkan di lubang tersendiri. Kedua, jeroan hewan kurban mesti dicuci di satu tempat dan tak diperbolehkan dicuci di aliran air karena berpotensi menularkan PMK.

“Secepat mungkin setelah disembelih harus segera dibagikan. Sebelum empat jam setelah pemotongan harus sudah dibagikan. Setelah itu masyarakat yang menerima juga kami edukasi bahwa daging dan jeroannya harus direbus terlebih dahulu kalau mau dimasak,” tambahnya.

Baca Juga: Begini Cara Memasak Daging Sapi agar Empuk

Salah satu temuan kasus sapi yang terkena cacing hati ada pada seekor sapi yang dikurbankan di Masjid Al Mukmin Polres Wonogiri, Minggu. Hal itu diketahui Subkor Keswan dan Pelayanan Dislapernak Wonogiri, Sunarno yang mengadakan postmortem di masjid tersebut.

“Kemarin [Sabtu] kami sudah melaksanakan antemortem pada hewan kurban di sini [Masjid Al Mukmin Polres Wonogiri]. Hasilnya semua dalam kondisi sehat. Lalu hari ini [Minggu] kami melakukan postmortem. Hasilnya, satu dari dua ekor sapi yang disembelih mengidap cacing hati,” kata Sunarno saat ditemui Solopos.com, Minggu.

Atas temuan kasus itu, ia mengaku telah menyarankan agar membuang hati sapi yang terinfeksi cacing. Meski seperti itu, ia mengklaim daging sapinya tetap aman dikonsumsi.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya