SOLOPOS.COM - Ilustrasi kredit (Antara)

Solopos.com, SOLO--Jumlah debitur yang telah direstrukturisasi oleh Industri Jasa Keuangan (IJK) di Soloraya sebanyak 241.821 debitur. Angka ini merupakan debitur yang direstrukturisasi hingga pekan kedua pada November 2020.

Kepala Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Solo, Eko Yunianto, mengatakan jumlah debitur yang direstrukturisasi tersebut dengan outstanding kredit sebesar Rp18,47 triliun.

Promosi Kinerja Positif, Telkom Raup Pendapatan Konsolidasi Rp149,2 Triliun pada 2023

“Sebanyak 241.821 debitur telah direstrukturisasi. Dari jumlah sebanyak itu, 174.839 debitur di antaranya dari perbankan bank umum, Bank Perkreditan Rakyat, dan Bank Pembiayaan Rakyat Syariah [BPR/BPRS],” ujar dia, kepada wartawan, akhir pekan lalu.

Audiensi Dengan Kapolresta Solo, Senkom Mitra Polri Sampaikan Ini Soal Pilkada

Eko menjelaskan debitur restrukturisasi perbankan umum, BPR/BPRS itu dengan outstanding kredit Rp16,35 triliun.

Di sisi lain, sebanyak 66.982 debitur berasal dari industri keuangan nonbank. Antara lain, perusahaan pembiayaan, Pegadaian dan Permodalan Nasional Madani (PNM) dengan outstanding kredit senilai Rp2,12 triliun.

Program BRI

Di samping itu, program lain dari Pemulihan Ekonomi Nasional (PEN) berupa subsidi bunga atau margin yang telah direalisasikan oleh Himpunan Bank Negara (Himbara) dan Bank Jateng kepada debitur usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) di Soloraya baik Kredit Usaha Rakyat (KUR) maupun non KUR tercatat sebesar Rp111,43 miliar. Sedangkan subsidi bunga atau margin yang telah direalisasikan oleh BPR/BPRS kepada debitur UMKM di Soloraya tercatat senilai Rp251,68 miliar.

“Kredit atau pembiayaan yang telah disalurkan oleh bank-bank Himbara dan Bank Jateng yang sumber dananya berasal dari Penempatan Dana Pemerintah, sebanyak 99.577 debitur dengan total plafon sebesar Rp4,9 tiriliun,” papar dia.

Foto-Foto Lawas Ungkap Kecamatan Baki Sukoharjo Dulunya Dikelilingi Pabrik Gula Dan Tembakau

Sementara itu, Pemimpin Cabang BRI Slamet Riyadi, Agustina Wulandari, mengatakan penempatan dana dari pemerintah, BRI mendapatkan alokasi dana mencapai Rp10 triliun. Dana tersebut disalurkan melalui sejumlah program.

“Kami ada KMK Tangguh, debitur bisa mengakses ini dengan maksimal pinjaman Rp10 miliar. Sedangkan program Kupedes Bangkit untuk debitur mikro dengan plafon maksimal Rp25 juta,” kata dia.

Agustina menambahkan untuk restrukturisasi kredit ada sejak Maret 2020. Akan tetapi, seiring jalannya waktu berbagai sektor usaha kembali menggeliat meskipun belum lancar di masa pandemi. Menurutnya, dalam beberapa bulan terakhir jumlahnya makin sedikit.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya