SOLOPOS.COM - Panduan Informasi dan Inspirasi

Solopos.com, SOLO – Setiap tanggal 23 April diperingati sebagai Hari Buku Sedunia. Bertepatan dengan perayaan itu, tagar #HariBukuSedunia menjadi salah satu trending topic di Twitter Indonesia, Selasa (23/4/2019). Lewat tagar itu, netizen mengingatkan pentingnya membaca buku mengingat minat baca orang Indonesia yang masih rendah.

Dikutip dari Antara, Menteri Pendidikan dan Kebudayaan, Muhadjir Effendy, mengatakan, tingkat literasi Indonesia dibandingkan dengan negara lain masih cukup rendah. Hal ini disebabkan angka buta huruf masyarakat di daerah terpencil yang masih cukup tinggi.

Promosi Pelaku Usaha Wanita Ini Akui Manfaat Nyata Pinjaman Ultra Mikro BRI Group

Meski demikian, minat baca masyarakat di daerah perkotaan di Indonesia sudah cukup tinggi. Sayangnya, orang yang tinggal di pedesaan dan pulau terpencil masih kurang akrab dengan buku, sehingga memengaruhi tingkat literasi Indonesia.

Rendahnya minat baca orang Indonesia membuat Menteri Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi, Mohamad Nasir, khawatir. Dikutip dari Okezone, menurutnya minat baca Indonesia berada di urutan ke-63 dari 70 negara. Dia menyayangkan budaya membaca yang mulai meredup. Padahal, kebiasaan membaca berpengaruh pada segala aspek pendidikan Indonesia di kancah dunia. Lantas, tahukah Anda seberapa rendahnya minat baca orang Indonesia?

Dihimpun dari Detik, hasil penelitian Program for International Student Assessment (PISA) yang dirilis Organisation for Economic Co-Operation and Development (OECD) 2015 menunjukkan Indonesia berada di urutan 62 dari 70 negara yang disurvei. Dalam hasil penelitian ini, Indonesia masih lebih unggul dibandingkan dengan Brasil dan Yordania.

Sementara pada laporan Wold’s Most Literate Nations yang diumumkan Maret 2016, Indonesia berada di urutan ke-60 dari 61 negara yang disurvei. Hasil survei yang dirilis Central Connecticut State University (CCSU), Amerika Serikat, menunjukkan rendahnya tingkat literasi negara Indonesia. Pemeringkatan itu dibuat berdasarkan lima indikator kesehatan literasi negara, yakni perpustakaan, surat kabar, pendidikan, dan ketersediaan komputer.

Sedangkan menurut data UNESCO tahun 2012, minat baca masyarakat Indonesia sangat memprihatinkan. Yakni hanya 0,0001 persen saja, yang artinya dari 1.000 orang, hanya satu yang rajin membaca.

Rendahnya minat baca orang Indonesia itulah yang membuat netizen prihatin. Mereka pun saling mengingatkan untuk rajin membaca buku bertepatan dengan perayaan Hari Buku Sedunia. Perayaan Hari Buku Sedunia di Indonesia dimulai pada 2006. Sementara agenda yang dicanangkan UNESCO sejak 1995.

Perayaan Haru Buku Sedunia dibuat untuk mempromosikan peran pembaca, penerbitan, dan hak cipta. Perayaan ini kali pertama digelar pada 23 April 1995 yang bertepatan dengan kematian penulis terkenal, William Shakespeare. Perayaan Hari Buku diawali dengan acara La Diada de Sant Jordi yang digelar di Catalonia, Spanyol, 23 April 1923. Acara tersebut berupa festival buku yang digelar pedagang di Spanyol.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya