SOLOPOS.COM - Sejumlah petani Desa Munggur menunjukkan tikus yang ditangkap menggunakan teknik geropyokan di area persawahan di Desa Munggur, Kecamatan Mojogedang pada Minggu (15/11/2020). (Espos/Sri Sumi Handayani)

Solopos.com, KARANGANYAR -- Sebanyak 220 hektare (ha) dari 11.000 ha total sawah yang ditanami padi saat ini di Kabupaten Karanganyar diserang hama tikus. Luas tanam sekitar 11.000 ha itu dihitung dari petani yang mulai menanam padi maupun yang sedang panen.

"Serangan [hama tikus] di Kabupaten Karanganyar terhitung rendah. Kurang dari satu persen. Ya sekitar 0,2 persen dari luas tanam se-Kabupaten Karanganyar. Serangan hampir merata di 17 kecamatan di Kabupaten Karanganyar," kata Koordinator Pengendali Organisme Pengganggu Tumbuhan (POPT) Kabupaten Karanganyar, Joko Bintoro, Minggu (15/11/2020).
Joko mengapresiasi langkah petugas POPT sejumlah kecamatan yang sudah menggalakkan pengendalian hama tikus secara massal, yaitu geropyokan. Seperti dilakukan di Desa Munggur, Kecamatan Mojogedang, Minggu. Ratusan petani menggeropyok dua lahan sawah di Dusun Sidorejo dan Dukuh Siwalan. Mereka menggeropyok secara manual, menggunakan pengasapan, dan obat pembasmi hama tikus. Hasilnya, seratusan ekor tikus tertangkap.
"Kami apresiasi gerakan mengendalikan hama tikus serentak dan sinergi seluruh pihak. Kuncinya kebersamaan dan terus menerus. Jangan sampai setelah gerakan tidak ada aktivitas susulan," ujar dia.
Aktivitas lanjutan yang dia maksud adalah petani memasang umpan beracun di jalur yang dilewati tikus maupun di sekitar persemaian padi. Petani juga disarankan memasang jebakan manual menggunakan umpan. "Tetapi kami melarang petani menggunakan aliran listrik untuk membuat jebakan tikus. Itu berbahaya. Selain juga melanggar aturan," tutur dia.

Tikus Merebak di MT Tiga

Sementara itu, Petugas POPT Kecamatan Mojogedang, Mardiyono, menuturkan serangan hama tikus di Desa Munggur terjadi sejak musim tanam (MT) dua dan semakin merebak pada MT tiga. Petani berharap serangan hama tikus tidak muncul lagi pada MT satu atau periode Oktober-Maret. Oleh karena itu, petani di Desa Munggur melakukan gerakan serentak geropyokan tikus saat tanah bera atau seusai panen MT tiga.

Cegah Jebakan Tikus, Sragen Alihkan Asa ke Tyto Alba

"Di Mojogedang itu tikus menyerang sejak musim tanam lalu. Mulai ada gejala. Tikus makin banyak di MT tiga. Nah kami bikin gerakan sebelum MT satu. Mudah-mudahan bisa mengendalikan hama," ungkap dia.
Mardiyono menyebut habitat tikus paling bagus berada di area persawahan yang dekat dengan jalan raya dan tepi sungai. Oleh karena itu, petani harus melakukan geropyokan secara kontinu. "Populasi [tikus] muncul karena pengendalian terhenti. Maka harus kontinu. Sawah di tepi jalan, galengan banyak, dekat sungai itu habitat yang bagus untuk perkembangbiakan tikus."

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya