SOLOPOS.COM - Warga Dukuh Gupakan, Desa Pucung, Kismantoro, Wonogiri, mengungsi di SDN 2 Pucung selama lima hari terakhir karena longsor dan retakan tanah di rumah-rumah mereka. Foto diambil Senin (20/2/2023). (Istimewa)

Solopos.com, WONOGIRI — Sebanyak 210 warga Dusun Gupakan, Desa Pucung, Kecamatan Kismantoro, Wonogiri, yang mengungsi akibat bencana longsor dan tanah retak akhirnya sudah boleh kembali ke rumah masing-masing pada Senin (20/2/2023).

Sebagai informasi, warga Dusun Gupakan mengungsi di SDN 2 Pucung sejak Rabu (15/2/2023) atau lima hari lalu. Mereka terdiri dari 80 keluarga dan di antaranya ada 10 orang lanjut usia (lansia), 10 anak balita, dan 25 anak-anak.

Promosi Pegadaian Resmikan Masjid Al Hikmah Pekanbaru Wujud Kepedulian Tempat Ibadah

Camat Kismantoro, Sularto, mengatakan saat ini warga Dusun Gupakan yang mengungsi dalam keadaan sehat dan terkondisi baik. Pada sisi lain, selama dua hari terakhir cuaca di Kismantoro cukup baik. Tidak terjadi hujan lebat. Tidak ada lagi material longsor yang turun ke pemukiman.

Menurut Sularto, warga korban longsor di Gupakan, Kismantoro, Wonogiri, yang mengungsi hari ini sudah mengecek keadaan rumah masing-masing. Jika keadaan sudah stabil dan memungkinkan ditinggali, mereka bisa kembali ke rumah.

Sebelumnya, muncul retakan-retakan tanah di rumah warga saat hujan lebat mengguyur wilayah setempat pada Rabu lalu. “Nanti akan dirapatkan, apakah bisa kembali ke rumah masing-masing atau tidak. Ini kami sedang menunggu dari BPBD [Badan Penanggulangan Bencana Daerah] Wonogiri untuk memutuskan,” kata Sularto kepada Solopos.com, Senin.

Sularto melanjutkan meski kondisi sudah mulai stabil, bantuan dari sejumlah pihak masih berdatangan untuk para pengungsi, baik berupa logistik pangan maupun nonpangan.

Pelaksana tugas Kepala Pelaksana BPBD Wonogiri, Teguh Setiyono, menyampaikan akan berkoordinasi dengan Bupati Wonogiri, Joko Sutopo, dan para korban longsor untuk memutuskan apakah warga Gupakan, Kismantoro, itu akan tetap mengungsi atau bisa kembali rumah-rumah masing.

Bantuan untuk Pengungsi

Keputusan itu berdasarkan kondisi di lapangan. Apabila tidak ada lagi penambahan retakan tanah dan longsor di perbukitan di atas pemukiman, maka warga bisa pulang ke rumah masing-masing. “Sebaliknya, kalau nanti setelah dicek ternyata belum aman, warga juga belum yakin, pengungsian masih terus dilanjut,” ujar Teguh.

Teguh menambahkan di SDN 2 Pucung yang menjadi tempat pengungsian itu tetap menjadi ruang kelas dan tempat kegiatan belajar mengajar siswa saat siang hari. Sedangkan pada malam hari digunakan sebagai tempat tidur para pengungsi.

Di pengungsian itu terdapat dapur umum. Sejumlah sukarelawan masih bertugas di pengungsian seperti sukarelawan Desa Tanggap Bencana (Destana), Taruna Siaga Bencana (Tagana), dan Palang Merah Indonesia (PMI).

Seperti diketahui, 210 warga Dusun Gupakan, Desa Pucung, Kismantoro, Wonogiri, harus mengungsi dari rumah mereka lantaran muncul retakan tanah dan longsor atau banjir lumpur dari bukit di dusun tersebut, Rabu (15/2/2023).

Material longsoran tanah di perbukitan Desa Pucung berupa tanah bercampur air hingga tampak seperti lumpur turun ke dusun. Pada saat yang sama muncul gerakan dan retakan tanah di rumah-rumah warga dan di lereng-lereng bagian atas pemukiman warga.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya