SOLOPOS.COM - Perumahan bersubsidi di Jatikuwung, Gondangrejo, Karanganyar, Jawa Tengah, Rabu (23/9/2020). (Solopos-Candra Mantovani)

Solopos.com, SUKOHARJO-Dinas Perumahan dan Kawasan Permukiman (DKPP) Sukoharjo mencatat 21.850 keluarga yang tersebar di 12 kecamatan di Sukoharjo belum memiliki rumah. Sebagian besar merupakan keluarga baru yang masih mengontrak atau menyewa kamar rumah indekos.

Data 21.850 keluarga belum punya rumah tersebut berdasarkan hasil validasi jumlah rumah dan rumah tangga yang dilakukan DKPP Sukoharjo menjelang akhir 2021. Data dihimpun dengan melakukan survei dan observasi lapangan di 167 desa/kelurahan di Sukoharjo. Proses pengumpulan data melibatkan pemerintah desa/kelurahan dan pengurus rukun tetangga/rukun warga (RT/RW).

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Kepala DKPP Sukoharjo, Suraji, mengatakan sebagian besar keluarga yang belum punya rumah merupakan keluarga baru. Mereka merupakan pasangan suami istri (pasutri) yang baru saja naik ke pelaminan. Setelah menikah, mereka mengontrak rumah atau menyewa kamar rumah indekos.

Baca Juga: Diduga Terpeleset, Pemancing Asal Sukoharjo Tenggelam di Sungai

“Jadi ada 21.850 rumah tangga di Sukoharjo yang belum memiliki rumah. Memang paling banyak keluarga baru. Namun, ada juga pasutri yang sudah menikah lebih dari 10 tahun belum juga memiliki rumah,” kata dia, saat dihubungi Solopos.com, Minggu (26/12/2021).

Suraji menyebut faktor ekonomi menjadi faktor utama 21.850 keluarga belum punya rumah sendiri. Penghasilan yang didapat setiap bulan habis digunakan untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari.

Kondisi ini juga dipengaruhi harga tanah dan properti yang melejit tinggi di kawasan permukiman penduduk. “Mereka tak mampu membeli tanah dan rumah karena penghasilan pas-pasan. Ini menjadi perhatian serius pemerintah untuk memfasilitasi rumah tangga berpenghasilan rendah yang belum memiliki rumah,” ujar dia.

Lebih jauh, Suraji menyampaikan rumah tangga yang memiliki keterbatasan daya beli membutuhkan bantuan untuk memiliki hunian yang layak. Masyarakat bisa memanfaatkan beragam program kepemilikan rumah seperti rumah subdisi.

Baca Juga: Antisipasi Krisis Pangan, Sukoharjo Bangun Lumbung di 3 Kecamatan

Data lainnya, total jumlah rumah di Kabupaten Jamu sebanyak 242.659 unit. “Selain kepemilikan rumah, petugas juga melakukan validasi data rumah tidak layak huni (RTLH) di 12 kecamatan. Data terkini, masih ada 11.524 unit RTLH yang belum direhab dan butuh penanganan serius dari pemerintah maupun stakeholder,” papar dia.

Salah satu keluarga yang belum memiliki rumah asal Desa Langenharjo, Kecamatan Grogol, Nanang, mengaku menyewa kamar indekos lebih dari tiga tahun. Sejatinya, Nanang dan istrinya bermimpi memiliki rumah setelah menikah. Impian itu tertunda lantaran penghasilan Nanang belum cukup untuk membayar angsuran kredit pemilikan rumah (KPR) setiap bulan. “Paling rasional membeli rumah subsidi karena angsuran KPR cukup terjangkau. Kalau tidak salah Rp800.000 per bulan,” kata dia.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya