SOLOPOS.COM - Ilustrasi HIV AIDS (Freepik)

Solopos.com, SUKOHARJO -- Dinas Kesehatan Kabupaten (DKK) Sukoharjo menargetkan pada 2021 semua atau 12 puskesmas dan rumah sakit sudah bisa melayani pengobatan antiretroviral (ARV) bagi orang dengan HIV/AIDS atau ODHA.

Hal ini guna memudahkan para ODHA mendapatkan obat ARV yang wajib mereka konsumsi secara rutin. DKK Sukoharjo bersama stakeholders penanggulangan HIV/AIDS menggelar talkshow di Rumah Makan (RM) Jinung, Selasa (22/12/2020).

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Acara itu bagian dari peringatan Hari AIDS sedunia. Acara itu dihadiri pengurus Komisi Penanggulangan AIDS (KPA), Yayasan Sahabat Sehat Mitra Sebaya (Yasema) Sukoharjo, dan masyarakat umum.

Hendak Berwisata, Perempuan Solo Meninggal di Kamar Mandi Pasar Tawangmangu

Ekspedisi Mudik 2024

Sekretaris KPA Sukoharjo, Suryono, mengatakan selama ini, baru tiga puskesmas yang melayani pengobatan ARV bagi ODHA. Ketiga puskesmas itu masing-masing Nguter, Grogol dan Kartasura. Para ODHA mendapatkan obat ARV untuk memperlambat virus agar tak berkembang dalam tubuh.

“Target kami seluruh puskesmas membuka layanan pengobatan ARV bagi ODHA. Sehingga mereka tak kejauhan saat harus mencari obat ARV yang diminum secara rutin,” kata dia, Kamis.

KPA Sukoharjo bakal mengoptimalkan mobil voluntary counselling test (VCT) yang berkeliling ke perdesaan sebagai upaya penemuan baru pengidap virus HIV/AIDS. Hanya satu cara untuk mengetahui status kesehatan masyarakat berisiko tinggi yakni melalui VCT.

Tak Terpengaruh Pandemi, Investasi Rp7,2 Triliun Masuk Sukoharjo Juli-September 2020

Masyarakat bisa mengakses klinik VCT di 12 Puskesmas dan rumah sakit Kabupaten Jamu. Karena itu, petugas kesehatan dibantu warga peduli AIDS (WPA) bakal menggalakkan VCT di wilayah masing-masing.

Sekretaris KPA Sukoharjo itu tak memungkiri masih ada stigma dalam masyarakat bahwa ODHA bisa menularkan virus apabila terjadi kontak fisik sehingga mereka terkucil. Padahal, penularan virus HIV/AIDS melalui cairan tubuh, darah atau air susu ibu yang positif HIV/AIDS.

Populasi Kunci

“Saat ini, tren penyebaran virus HIV/AIDS tak hanya menyasar kalangan populasi kunci melainkan masyarakat. Tak sedikit karyawan, buruh, sopir, bahkan petani yang terjangkit virus HIV/AIDS,” paparnya.

Sehari 3 Warga Madiun Meninggal Positif Covid-19

Berdasarkan data KPA Sukoharjo, jumlah total pengidap virus HIV/AIDS atau ODHA selama satu dekade terakhir sebanyak 664 orang. Perinciannya, jumlah pengidap HIV sebanyak 336 orang dan AIDS sebanyak 328 orang.

Sementara jumlah pengidap virus HIV/AIDS yang meninggal dunia lebih dari 138 orang. Kepala DKK Sukoharjo, Yunia Wahdiyati, mengatakan para ibu hamil wajib melakukan VCT ke puskesmas atau rumah sakit.

Hal ini bagian dari deteksi dini potensi penularan HIV/AIDS dari ibu ke janin dalam kandungan. Apabila ibu hamil terjangkit HIV/AIDS harus segera mendapat pengobatan ARV untuk meminimalisasi potensi penularan ke janin dalam kandungannya.

2 Hari Tambah 189 Kasus, Kumulatif Positif Covid-19 Solo Tembus 4.100

Yunia menyebut kasus penularan HIV/AIDS ibarat fenomena gunung es lantaran jumlah pengidap yang berpotensi menularkan virus masih cukup banyak.

"Perlu keterlibatan aktif komunitas masyarakat maupun swasta untuk mengungkap pengidap HIV/AIDS. Virus ini hanya bisa ditularkan melalui berhubungan seksual atau berganti ganti jarum suntik,” katanya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya