News
Selasa, 16 Agustus 2016 - 21:31 WIB

Ini Isi Doa Menggemparkan di Sidang Tahunan MPR yang Dihadiri Presiden Jokowi

Redaksi Solopos.com  /  Rini Yustiningsih  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Anggota DPR Fraksi Gerindra, Muhammad Syafi’i saat menyampaikan doa (Youtube)

Doa menggemparkan mengemuka saat sidang tahunan MPR/DPR/DPD yang dihadiri Presiden Jokowi.

Solopos.com, SOLO – Sidang tahunan MPR/DPR/DPD di Senayan, Jakarta yang dihadiri Presiden Joko Widodo (Jokowi) dan Wakil Presiden Jusuf Kalla (JK) ditutup dengan doa menggemparkan oleh Anggota DPR Fraksi Gerindra, Muhammad Syafi’i.

Advertisement

Di hadapan Jokowi-JK, Syafi’i dengan suara lantang dalam doanya menyebutkan satu-persatu kebobrokan Indonesia menurutnya. Bahkan ia juga memohon supaya negara ini dijauhkan dari pemimpin yang khianat dan memintanya segera bertaubat.

Para peserta sidang terlihat khusyuk mendengarkan doa yang dipanjatkan Syafi’i sambil mengamininya. Tetapi ada juga peserta yang tertawa ketika mendengarkan doa. Setelah doa selesai, mereka pun memberi tepuk tangan.

Advertisement

Para peserta sidang terlihat khusyuk mendengarkan doa yang dipanjatkan Syafi’i sambil mengamininya. Tetapi ada juga peserta yang tertawa ketika mendengarkan doa. Setelah doa selesai, mereka pun memberi tepuk tangan.

Berikut ini adalah isi doa Syafi’i di hadapan Jokowi-JK seperti dikutip Solopos.com dari video yang diunggah di alamat https://www.youtube.com/watch?v=iiUgLgpaB-w dan sudah dilihat lebih dari 17.000 kali, Selasa (16/8/2016):

“Wahai Allah memang semua penjara over capacity tapi kami tidak melihat ada upaya untuk mengurangi kejahatan. Karena kejahatan seperti diorganisir wahai Allah. Kami tahu pesan dari sahabat nabi-Mu, bahwa kejahatan-kejahatan ini bisa hebat, bukan karena penjahat yang hebat tapi karena orang-orang baik belum bersatu wahai Allah atau belum mendapat kesempatan di negeri ini untuk membuat kebijakan-kebijakan baik yang bisa menekan kejahatan-kejahatan itu.”

Advertisement

“Ya rabbalalamin, kehidupan sosial budaya sepertinya kami kehilangan jati diri bangsa ini yang ramah, yang santun, yang saling percaya. Ya rabbalalamin kami juga belum tahu bagaimana kekuatan pertahanan dan keamanan bangsa ini kalau suatu ketika ada bangsa lain yang akan menyerang bangsa kami.”

“Ya rahman ya rahim, tapi kami masih percaya kepada-Mu. Bahwa ketika kami masih mau menengadahkan tangan kepada-Mu itu berarti kami masih mengerti Engkau adalah tuhan kami, Engkau adalah Allah yang maha kuasa.”

“Jauhkan kami Ya Allah, dari pemimpin yang khianat, yang hanya memberikan janji-janji palsu, harapan-harapan kosong. Yang kekuasaannya bukan untuk memajukan dan melindungi rakyat ini tapi seakan-akan arogansi kekuatan berhadap-hadapan dengan kebutuhan rakyat. Dimana-mana rakyat digusur tanpa tahu ke mana mereka harus pergi. Dimana-mana rakyat kehilangan pekerjaan.

Advertisement

“Allah, di negeri yang kaya ini rakyat ini outsourcing wahai Allah. Tidak ada jaminan kehidupan mereka. Aparat seakan begitu antusias untuk menakuti rakyat. Hari ini di Kota Medan, Sumatra Utara 5.000 KK rakyat Indonesia sengsara dengan perlakuan aparat negara ya rabbalalamin.”

“Allah lindungilah rakyat ini, mereka banyak tidak tahu apa-apa. Mereka percayakan kendali negara dan pemerintahan kepada pemerintah. Allah, kalau ada mereka yang ingin bertaubat terimalah taubat mereka ya Allah. Tapi kalau mereka tidak bertaubat dengan kesalahan yang diperbuat, gantikan dia dengan pemimpin yang lebih baik di negeri ini  ya rabbalalamin.”

Dalam doa tersebut Syafi’i menyinggung soal bentrok di Medan. Anggota Komisi III DPR ini lalu membahas soal bentrok saat penertiban warga di Medan, Sumatrra Utara. Sebagaimana dikutip Detik, saat ditemui seusai sidang, Syafi’i mengaku doa itu dia panjatkan tanpa teks. Pagi tadi saat mendengar kabar soal bentrok di Medan, dia pun merasa prihatin dan menyampaikannya dalam doa.

Advertisement

Sebelumnya diberitakan, Bentrok antara personel TNI Angkatan Udara dengan di Kelurahan Sari Rejo, Medan Polonia, Kota Medan, Sumatra Utara menyebabkan sembilan warga terluka termasuk dua orang wartawan. Ini penjelasan pihak TNI AU soal kejadian itu. “Itu masalah tanah sebenarnya, ada tanah lahan milik negara mau dibangun rusunawa untuk Prajurit, anggota kita kan kurang perumahan. itu juga rusunawa itu hasil kerjasama kementerian PU dan Kementerian Pertanahan, tanah itu diklaim milik warga” kata Kepala Penerangan dan Perpustakaan (Kapentak) Lanud Suwondo Mayor Jhoni Tarigan saat dihubungi Detik, Selasa (16/8/2016).

 

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif