News
Sabtu, 18 Juli 2015 - 19:30 WIB

MASJID DI PAPUA DIBAKAR : Rumah Ibadah Gereja Injili di Joyotakan Solo Digeruduk Massa

Redaksi Solopos.com  /  Adib Muttaqin Asfar  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Ilustrasi (JIBI/Harian Jogja/Reuters)

Masjid di Papua dibakar massa, Jumat (17/7/2015). Meski di sana kondisi telah terkendali, reaksi justru muncul di Solo.

Solopos.com, SOLO — Ratusan orang dari organisasi masyarakat Laskar Umat Islam Surakarta (LUIS) mendatangi rumah ibadah milik keluarga besar Gereja Injil di Indonesia (GIDI) di Kelurahan Joyotakan, Serengan, Solo, Sabtu (18/7/2015). Hal ini terjadi sehari setelah masjid di Papua dibakar massa.

Advertisement

Aksi ini merupakan reaksi atas pembakaran masjid di Tolikara, Papua. Massa tersebut membawa sejumlah poster bertuliskan, “Pembakar Masjid Papua Adalah Teroris” dan tulisan lainnya.

Massa yang mengenakan pakaian serba hitam ini datang sekitar pukul 15.00 WIB. Menurut warga, begitu datang, massa langsung masuk rumah bercat kuning itu dan berteriak-teriak meminta aktivitas ibadah dihentikan.

“Mereka datang banyak sekali, tadi sempat lama di sini. Mereka membawa poster kayak penolakan gereja gitu, di sini sekitar setengah jam,” kata salah seorang warga Mulyani, 40, kepada Solopos.com di lokasi kejadian.

Advertisement

Kapolresta Solo, Kombes Pol Ahmad Luthfi, saat itu langsung turun ke lapangan dan meninjau lokasi. “Tidak ada apa-apa, ini hanya pernyataan sikap dari kelompok massa,” kata dia.

Luthfi menjamin tidak terjadi apa-apa karena pihaknya telah memediasi antara kelompok massa dengan pemilik rumah ibadah tersebut. “Sudah ada mediasi terkait aktivitas ibadah di sini, jadi tidak ada apa-apa.”

Informasi yang diperoleh Solopos.com dari warga, rumah yang berada di Jl. Rebab No 17 RT 005 /RW 003 tersebut milik seorang warga dari Papua, Gren Kirenius T. Saat kejadian, yang bersangkutan tidak berada di tempat. Di sana hanya ada istrinya, Yusrina, yang merupakan pendeta, dan sejumlah kerabatnya.

Advertisement

Menurut warga, di rumah tersebut memang rutin menggelar ibadah setiap Minggu. Warga juga tidak pernah mempermasalahkan keberadaan rumah ibadah tersebut. Akibat kejadian itu, istri Gren Kirenius, mengalami trauma dan pingsan, sehingga harus dilarikan ke rumah sakit.

Hingga berita ini diturunkan, pihak LUIS yang dihubungi awak Solopos.com belum memberikan konfirmasi.

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif