Soloraya
Senin, 14 April 2014 - 02:43 WIB

TSTJ SOLO : Pengelola TSTJ Patok 1 Juta Pengunjung

Redaksi Solopos.com  /  Rahmat Wibisono  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Tampak depan Taman Satwa Taru Jurug Solo (Burhan Aris Nugraha/JIBI/Solopos)

Solopos.com, SOLO — Pengelola Taman Satwa Taru Jurug (TSTJ) Solo menargetkan pengunjung sebanyak satu juta per tahun setelah ada pembenahan oleh investor. Pengelola optimistis mampu mencapai target tersebut karena akan ada perubahan besar di kebun binatang tersebut.

Direktur Utama TSTJ Lilik Kristianto menyampaikan selama ini pengunjung TSTJ sebanyak 325.000 per tahun. Menurut dia, pencapaian satu juta pengunjung per tahun bukan merupakan hal yang mustahil diwujudkan mengingat setelah investor masuk dan melakukan revitalisasi, tampilan TSTJ akan semakin menarik.

Advertisement

Tak hanya dari segi tampilan tapi juga akan banyak wahana anak dan keluarga yang bisa dimanfaatkan masyarakat. “Target tersebut tidak terlalu sulit diwujudkan karena dipastikan fasilitas bertambah dan lokasi menjadi lebih nyaman. Tapi kami tidak mau muluk-muluk, jadi jumlah pengunjung tersebut [satu juta orang] kami targetkan di tahun ke-11,” ungkap Lilik saat ditemui Solopos.com di ruang kerjanya, Kamis (10/4/2014).

Sistem kerja sama yang akan dilakukan dengan investor adalah build operate transfer (BOT). Dengan sistem seperti itu, pihak TSTJ hanya menyediakan aset sedangkan pengembangan dan pembangunan dilakukan oleh investor.

Menurut Lilik, harga tiket masuk dipertahankan untuk tetap terjangkau. Bahkan untuk tiket wahana permainan juga akan dibuat terjangkau supaya semua lapisan masyarakat bisa memanfaatkan TSTJ sebagai salah satu pilihan lokasi berlibur. Dia menyampaikan target pengunjung satu juta di tahun ke-11 bukan merupakan sesuatu yang lama.

Advertisement

Hal ini karena pembangunan wahana dan penataan kebun binatang membutuhkan waktu minimal dua tahun. Bahkan satu wahana permainan diperkirakan pembangunannya sekitar satu tahun. Dia menjelaskan untuk revitalisasi TSTJ, membutuhkan dana minimal Rp50 miliar, yakni Rp45 miliar untuk zona rekreasi dan Rp5 miliar untuk penataan kandang. Namun untuk merombak total, dia menuturkan membutuhkan dana Rp70 miliar hingga Rp100 miliar.

Sistem kerja sama yang akan dilakukan dengan investor adalah build operate transfer (BOT). Dengan sistem seperti itu, pihak TSTJ hanya menyediakan aset sedangkan pengembangan dan pembangunan dilakukan oleh investor. Kerja sama tersebut ditawarkan minimal 20 tahun dengan mempertimbangkan keuntungan bagi investor.

Setelah investor masuk, pengelolaan TSTJ dilakukan oleh dua pihak. Dia menerangkan investor bertanggung jawab mengelola zona rekreasi yang berada di bagian depan. Sedangkan zona konservasi yang terletak di bagian belakang dikelola oleh TSTJ. Tiket masuk sebagian besar menjadi pendapatan TSTJ sedangkan tiket wahana dikelola investor dengan sistem bagi hasil.

Advertisement

 

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif