SOLOPOS.COM - Ilustrasi warga miskin (Dok/JIBI/Solopos)

Solopos.com, SOLO — Wali Kota Solo, F.X. Hadi Rudyatmo, menargetkan angka kemiskinan di Solo tahun depan turun sekitar 1% dari tahun ini. Sejumlah intervensi program dari SKPD siap digalakkan untuk meraih target tersebut. “Angka kemiskinan sekitar 7% cukup realistis di 2014,” ujarnya saat ditemui di sela workshop Tim Koordinasi Penanggulangan Kemiskinan Daerah (TKPKD) Solo di Loji Gandrung, Kamis (12/12).

Sebagai informasi, angka kemiskinan di Solo tahun ini tercatat sekitar 8% dari total jumlah penduduk atau 163.475 jiwa. Jumlah tersebut merujuk pendataan Pemkot yang diperkuat SK Wali Kota. Angka ini jauh dari pendataan Badan Pusat Statistik (BPS) yang menyebut warga miskin (gakin) Solo sebanyak 45.000 jiwa. “Data BPS itu menyesatkan. Saya pilih bekerja dengan data riil yang ada di lapangan,” ujar Wali Kota.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Setahun terakhir, terdapat lima strategi besar dalam upaya percepatan penanggulangan kemiskinan. Di sektor pendidikan, Pemkot menggelontor Bantuan Pendidikan Masyarakat Kota Solo (BPMKS) sebesar Rp23 miliar bagi 35.368 gakin. Di bidang kesehatan, dana sebesar Rp7,9 miliar telah dicairkan untuk layanan Pemeliharaan Kesehatan Masyarakat Solo (PKMS). Bantuan pangan berupa beras miskin daerah (raskinda) pun dikucurkan bagi 17.259 gakin yang tak tercakup raskin. Jumlah dananya mencapai Rp2 miliar.

“Program seperti ini tentu akan dipertahankan dan ditingkatkan kualitasnya setiap tahun,” tutur Rudy. Selain itu, Pemkot memiliki bantuan permakaman gratis dan program kesejahteraan sosial yang masing-masing didanai Rp71,5 juta dan sekitar Rp300 juta.

Di sisi lain, Rudy mengakui masih terdapat kalangan yang belum tersentuh upaya pengentasan kemiskinan. Di segi ekonomi, dia menghitung setidaknya ada 2.000 kelompok usaha bersama (kube) yang belum terpapar bantuan. “Evaluasi dan pemetaan harus terus dilakukan. Jangan sampai ada yang terlewatkan.”

Sekretaris Eksekutif TKPKD, Shemmy Samuel Rory, mewanti-wanti Pemkot agar tidak mengukur keberhasilan program dari serapan anggaran semata. Jika stereotip ini terus dipertahankan, Shemmy khawatir upaya pengentasan kemiskinan justru menjadi bumerang.

Lebih jauh, pihaknya menargetkan angka kemiskinan di Solo turun 1% setiap tahunnya. Hanya, Shemmy mengakui jumlah gakin di Solo sulit ditekan habis meski diberi waktu hingga 20 tahun. Pihaknya beralasan jumlah gakin yang tak terdata terus berkembang seiring intervensi pemerintah tiap tahunnya. “Sekarang data gakin di Solo sekitar 160.000-an. Namun kalau dilihat riilnya bisa sampai 190.000. Butuh satu generasi untuk mengentaskan kemiskinan di lingkup kota,” tandasnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya