News
Minggu, 8 Desember 2013 - 05:03 WIB

Jumlah Guru di Indonesia Berlebih!

Redaksi Solopos.com  /  Rini Yustiningsih  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Ilustrasi Guru Mengajar (Dok/JIBI/Solopos)

Solopos.com, SEMARANG-Jumlah guru swasta dan negeri di Indonesia yang mencapai 2,92 juta orang ternyata berlebih, dibandingkan dengan jumlah murid yang ada.

Hal ini diungkapkan Ketua DPD Persatuan Guru Swasta Seluruh Indonesia (PGSI) Jateng, Muh Zen Adv pada Rapat Koordinasi Wilayah (Rakorwil) PGSI Jateng di Semarang, Eben Hazer Kota Semarang, Sabtu (7/12).

Advertisement

Menurut dia, rasio guru dengan jumlah murid di Indonesia adalah 1: 14, di mana satu guru mengajar 14 murid. Padahal di negara lain seperti Malaysia rasionya 1: 20, Jepang rasionya 1: 32, Korea Selatan rasionya 1: 30, dan secara internasional rasionya 1: 32.

“Saya terkejut saat Dirjen Peningkatan Mutu Pendidikan dan Tenaga Pendidikan Kementerian Pendidikan, Surya Atmana menyampaikan rasio guru Indonesia 1: 14. Ini berlebihan,” ungkapnya.

Rasio yang ideal, kata Zen, antara 1: 15 atau 1: 32 seperti yang berlaku secara internasional, supaya tidak menyebabkan guru menjadi pengangguran.

Advertisement

Apalagi dari total 2,92 juta orang guru dengan jumlah tenaga honorer mencapai 900.000 guru lanjut dia, sebagian besar yakni 76% menumpuk di perkotaan. “Kondisi ini mengakibatkan di kota berlebihan guru, sebaliknya di desa kekurangan guru,” katanya.

Dengan kondisi ini, Zen yang juga anggota Komisi E DPRD Jateng meminta supaya pemerintah melakukan program penempatan dan pemerataan distribusi guru di setiap daerah.

Melakukan pembatasan penerimaan mahasiswa baru ilmu kependidikan di perguruan tinggi (PT), supaya tidak menambah jumlah guru yang sudah berlebihan. ”Kalau tidak dilakukan pembatasan, dikhawatirkan setelah mereka lulus hanya akan menambah daftar guru yang menganggur,” papar Zen.

Advertisement

Tidak kalah pentingnya, imbuh dia, pemerintah memperketat persyaratan menjadi guru, tidak hanya sekedar lulus sarjana saja, tapi juga ada ujian kualifikasi dan kompetensi.

”Jadi seorang guru harus benar-benar yang berkualitas dan berkompeten, tidak lulus sarjana langsung menjadi guru,” tandasnya.

Rakorwil PGSI Jateng diikuti perwakilan DPC PGSI kabupaten/kota. Anggota PGSI di Jateng mencapai 76.000 orang guru.

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif