SOLOPOS.COM - Jajaran manajemen JNE (kanan) saat bertandang ke kantor redaksi Grup Media SOLOPOS dan ditemui sejumlah awak redaksi, Selasa (26/3/2013). (JIBI/SOLOPOS/Is Ariyanto)

Jajaran manajemen JNE (kanan) saat bertandang ke kantor redaksi Grup Media SOLOPOS dan ditemui sejumlah awak redaksi, Selasa (26/3/2013). (JIBI/SOLOPOS/Is Ariyanto)

Jajaran manajemen JNE (kanan) saat bertandang ke kantor redaksi Grup Media SOLOPOS dan ditemui sejumlah awak redaksi, Selasa (26/3/2013). (JIBI/SOLOPOS/Is Ariyanto)

SOLO — Perusahaan kurir JNE Solo optimistis tahun ini mampu mencapai pertumbuhan kinerja sebesar 45%. Menggeliatnya bisnis dagang online dan tumbuhnya pasar ritel diyakini bisa mendongkrak kinerja dari sisi omzet.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Kepala JNE Cabang Solo, Bambang Widiatmoko, menyampaikan nilai penjualan JNE Solo didominasi pasar ritel yang mencapai 70%. Sementara, 30% adalah pasar korporat. Pihaknya mencatat di tahun ini angka transaksi di JNE Solo sudah menyentuh 4.500 transaksi per hari. “Dan bisnis dagang online sudah berkontribusi sekitar 40%-50% dari penjualan ritel di JNE,” kata Bambang saat bersama jajaran manajemen JNE berkunjung ke kantor Grup Media SOLOPOS di Griya Solopos, Selasa (26/3/2013). Dalam kunjungan tersebut, manajemen JNE ditemui langsung Wakil Pemimpin Redaksi (Wapemred) Harian Umum SOLOPOS, Suwarmin Mulyadi dan Redaktur Pelaksana (Redpel), Anton Wahyu P.

Bambang melanjutkan, bisnis online dalam tiga tahun belakangan ini telah menjadi tren bisnis. Dampak pesatnya pertumbuhan bisnis online ini mulai dirasakan sejak tahun 2010 dan akan terus meningkat pada tahun ini.

Bambang juga menjelaskan pengiriman barang melalui JNE Solo setiap bulannya terus mengalami peningkatan. Berdasarkan jumlah transaksi yang masuk, pada Desember 2012 meningkat 10% dibanding November. Kemudian, pada Januari 2013 kembali tumbuh 15%. “Selama 2012, JNE Solo menangani barang kiriman dengan jumlah total berat sebesar 1.000 ton atau sekitar 925.000 resi pengiriman khusus untuk ekspress, di luar jalur darat,” kata Bambang, yang juga Ketua Asosiasi Perusahaan Perusahaan Jasa Ekspress Indonesia (Asperindo) Solo.

Public Relations Manager JNE, Riska Dewi, menambahkan di Indonesia pasar bisnis logistik masih sangat potensial. Maka tidak heran jika banyak investor asing yang ingin masuk dalam garap pasar logistik. Tapi, menurutnya JNE akan tetap berkembang sebagai perusahaan dalam negeri. Dia mengatakan, di seluruh Indonesia JNE sudah memiliki kurang lebih 3.000 titik layanan. Di Soloraya sendiri ada 82 titik layanan.

Bambang kembali menyampaikan JNE akan terus mengembangkan bisnis dengan fokus pada kepuasan pelanggan. Sepanjang tahun 2012, tingkat kegagalan pengiriman paket di JNE hanya berkisar 0,03%. “Biar bagaimana pun kami tidak bisa menjamin 100% bahwa barang yang dikirim itu tidak rusak maupun hilang. Hal-hal semacam itu pasti tetap ada, tapi kami berusaha meminimalisir hal tersebut.”

Bambang menambahkan, selain pengiriman barang JNE juga memiliki layanan pengiriman makanan yang akrab disebut Pesanan Oleh-oleh Nusantara (Pesona). JNE bekerja sama dengan sejumlah vendor penyedia produk makanan untuk membuat produk layanan ini.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya