SOLOPOS.COM - Panduan Informasi dan Inspirasi

JAKARTA — Kementerian Perumahan Rakyat menargetkan menyalurkan kredit pemilikan rumah (KPR) bersubsidi pada 2013 sebanyak 350.000 unit rumah atau naik 437,5% dari target tahun lalu dengan anggaran Rp2,7 triliun.

Asisten Deputi Perencanaan Pembiayaan Perumahan Kemenpera Iwan Nurwanto mengatakan pihaknya optimis target tersebut dapat dipenuhi menyusul kenaikan upah minimum provinsi (UMP) DKI Jakarta pada 2013 nanti yang akan menaikkan daya beli masyarakat.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

“Kenaikan UMP itu menjadi salah satu faktor saja, tetapi menurut kami hal tersebut cukup penting. Faktor lain yakni pemaksimalan waktu yang digunakan. Jika tahun ini kami baru mulai efektif pada Agustus dan penyerapan hingga Desember bisa 80.000 unit rumah. Tahun depan bisa efektif pada Januari, maka realisasi bisa dua kali lipat,” ujarnya, Kamis (29/11/2012)

Selain itu, sambungnya, ditambah dengan realisasi kerjasama Perum Perumnas dengan 50 pemerintah daerah yang  mulai dibangun tahun depan.

Ekspedisi Mudik 2024

“Kebijakan perumahan rakyat juga saat ini cukup kondusif  bagi pengembang dan masyarakat, sehingga pasokan dan permintaan pasti juga akan baik,” imbuhnya.

Untuk itu, sambungnya, Kemenpera berharap adanya partisipasi aktif dari sejumlah perbankan untuk menyalurkan dana fasilitas likuiditas pembiayaan perumahan (FLPP) dan pengembang untuk meningkatkan jumlah pasokan rumah untuk masyarakat.

Dia memerinci dari 350.000 unit rumah tersebut terbagi menjadi 348.500 unit KPR rumah sejahtera tapak dan 1.500 unit KPR rumah sejahtera susun.

Adapun realisasi KPR bersubsidi atau KPR FLPP berdasarkan data dari Badan Layanan Umum Pusat Pembiayaan Perumahan (BLU) Pusat Pembiayaan Perumahan (PPP) yang telah disalurkan Kemenpera bersama sejumlah bank penyalur dari 2010 hingga 2012 mencapai angka 152.885 unit rumah dengan nilai Rp5,24 triliun.

Sedangkan hinga pertengahan November 2012, BLU PPP Kemenpera telah menyalurkan KPR bersubsidi sebanyak 35.340 unit rumah senilai Rp1,03 triliun.

Lebih lanjut dia menuturkan penyaluran KPR bersubsidi sebagian besar atau 99,2% dilakukan oleh PT Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk dari 20 bank penyalur. Menurutnya Bank BTN konvensional menyalurkan 144.243 unit rumah senilai Rp4,9 triliun dan Bank BTN Syariah menyalurkan 7.629 unit rumah senilai Rp281,5 miliar.

“Kami harap bank-bank lainnya juga bisa meningkatkan penyerapan FLPP sehingga lebih banyak masyarakat yang dapat memiliki rumah layak huni,” ungkapnya.

Ketua Umum DPP Asosiasi Pengembang Perumahan dan Permukiman Seluruh Indonesia (Apersi) Eddy Ganefo mengatakan pengembang tetap mendukung penyaluran KPR bersubsidi bagi masyarakat.

Selain itu, lanjutnya, adanya putusan Mahkamah Konstitusi terkait tidak adanya pembatasan ukuran pembangunan rumah sejahtera diharapkan bisa mengoptimalkan pasokan rumah untuk masyarakat.

“Kami tetap mendukung program penyaluran FLPP Kemenpera. Namun demikian, bank-bank di daerah banyak yang belum memahami dengan baik proses penyalurannya. Kami harap Kemenpera dan bank penyalur bisa mengintensifkan sosialisasi program ini agar tidak hanya dipahami oleh bank yang di pusat saja tapi juga bank-bank di daerah,” tuturnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya