SOLOPOS.COM - Tampak depan Bandara Adi Soemarmo. (JIBI/Solopos/Dok.)

Tampak depan Bandara Adi Soemarmo. (JIBI/SOLOPOS/Dok)

BOYOLALI — Kondisi tak seimbang antara pendapatan dan biaya operasional membuat Bandara Internasional Adi Soemarmo berlanjut mengalami kerugian. Hingga menginjak pertengahan Desember ini, bandara yang terletak di Ngemplak, Boyolali itu, dinyatakan mengalami kerugian Rp13,7 miliar.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Nilai kerugian itu dikatakan General Manager PT Angkasa Pura I Bandara Adi Soemarmo Solo, Abdullah Usman, menurun dibanding kasus 2011, yakni menyentuh Rp18 miliar. “Ya memang kerugian mencapai Rp13, 7 miliar. Pendapatan tak sebanding dengan operasional yang mencapai Rp28 miliar/tahun,” kata Abdullah Usman saat ditemui Solopos.comdi ruang kerjanya, Senin (17/12/2012).

Biaya operasional itu antara lain pemeliharaan gedung, kebersihan. Dia mencontohkan tingginya biaya listrik pada November, yakni Rp350 juta.

Disinggung mengenai banyaknya penumpang yang diterbangkan lewat bandara tersebut, Abdullah Usman menjelaskan rata-rata jumlah mencapai 1.852 orang/bulan. Hingga saat ditemui Espos itu, dia menyebut penumpang yang diberangkatkan mencapai 20.372 orang.

“Itu pemberangkatan, belum kedatangan, jadi termasuk haji,” ujarnya.

Dia mengakui terjadinya tren pilihan penumpang Solo dan sekitarnya yang memilih terbang lewat bandara di Jogja. Seperti pejabat sebelumnya, dia menyebut kendala aksesbulitas ke bandara tersebut menjadi faktor penyebab minimnya minat penumpang.

Meskipun demikian, dia bertekad mengembangkan potensi layanan untuk menarik minat penumpang. Tahun depan, dia mengaku merealisasikan sejumlah rencana. “Segala kebutuhan penumpang, 2013 nanti, akan kami sediakan. Mulai penginapan mobil 24 jam, prosedur satu kali pemeriksaan bagi penumpang yang masuk, saat ini dua kali jadi akan menambah kenyamanan,” sebutnya.

Selain itu, dia berharap terbukanya jaringan terbang ke Makasar, Bali, Surabaya dan Jeddah atau Madinah yang bisa dilayani setiap hari.

“Seperti umrah, harapan kami bisa setiap dua hari,” katanya.

Saat ini Bandara Adi Soemarmo, lanjut dia, memiliki jadwal operasi 14 jam/hari. Slot time atau jeda waktu penerbangan masih terlalu longgar. “Saat ini ada 20 sorti, jeda 1 jam 40 menit padahal standar jeda pesawat datang pergi 30 menit, jadi amsih sisa 60 sorti lagi,” tandasnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya