SOLOPOS.COM - Panduan Informasi dan Inspirasi

Solo (Espos)--Tahun 2011, perekonomian Kota Solo dinilai lebih optimistis jika dibandingkan tahun 2010. Sektor perdagangan, hotel dan restoran (PHR) serta sektor pariwisata masih akan memberikan kontribusi besar terhadap prediksi pertumbuhan ekonomi baik Solo maupun Soloraya.

Walikota Solo, Joko Widodo (Jokowi) dan Pemimpin Bank Indonesia (BI) Solo, Doni P Joewono, sama-sama memrediksi ekonomi Solo tahun 2011 bisa tumbuh pada angka 6,5% dan Soloraya pada angka 5,5%. Prediksi ini lebih tinggi dibanding pencapaian tahun 2010, yakni 6,0% untuk Kota Solo dan 4,9% untuk Soloraya.

Promosi Selamat! 3 Agen BRILink Berprestasi Ini Dapat Hadiah Mobil dari BRI

“Saya optimistis sektor PHR masih memberikan kontribusi besar di tahun 2011. Okupansi hotel dengan target pertumbuhan 6,5%, bisa mencapai 55,6%. Naik dari okupansi tahun 2009 yang tercatat 49%, dan tahun 2010 sebesar 50,8%. Dengan upaya positioning citra yang dicanangkan Walikota, saya yakin Solo bisa melakukan ini,” papar Doni, di sela-sela Rembug Soloraya dengan tema Prospek Ekonomi Soloraya Tahun 2011, di Hotel Lorin, Selasa (4/1).

Menurutnya, pengembangan ekonomi Solo semestinya sudah diarahkan pada manajemen konsumen, bukan lagi manajemen citra ataupun produk. Meskipun, disampaikan Jokowi produk di Kota Solo baru tergarap sekitar 60%.

Doni pun mengatakan, selain sektor PHR di Soloraya ini potensial sekali untuk industri pengolahan, seperti tekstil, kertas dan barang cetakan. “Dari data yang kami terima, ekspor tekstil Soloraya 2010 naik dari angka US$18,56 juta menjadi US$22,23juta.”

Hanya saja, menurut Doni potensi pertumbuhan ekonomi tahun 2011 juga masih menghadapi beberapa tantangan terutama dari pasar global. Salah satunya, pertumbuhan yang tidak seimbang di beberapa negara tujuan ekspor.

“Tahun 2011, ekonomi AS dan Jepang diprediksi akan turun. China dan India masih optimistis tumbuh kisaran 6,4%. Saya melihat, tujuan ekspor Soloraya ini masih didominasi ke AS yang pangsanya mencapai 43%-44%, Jepang sekitar 5%-7%. Dengan prediksi ekonomi dikedua negara yang bakal turun, maka pelaku ekspor perlu melakukan diversifikasi pasar, bahkan kalau perlu harus memperkuat pangsa pasar domestik,” papar Doni.

Mengingat, ekonomi Solo juga banyak ditopang dari sisi konsumsi.

Pada kesempatan yang sama, Jokowi mengatakan ada beberapa produk di Solo yang masih harus digarap untuk menjadi motor penggerak perekonomian Kota Solo. Selain Taman Satwa Taru Jurug (TSTJ), juga akan dikembangkan walking street mulai dari Matahari Singosaren sampai perempatan Pasar Pon, yang bisa menampung dan memberdayakan 3.000 UMKM di Kota Solo.

“Event yang digelar di Solo pun akan dikonsep ulang. Termasuk, Galabo. Karena, idealnya produk itu harus dikreasi ulang setiap tiga tahun.” Ia pun menyampaikan, Pemkot Solo akan berupaya mengembangkan UMKM yang berbasis budaya, sehingga diferensiasi positioning Kota Solo dibanding kota lain akan lebih kuat.

Sementara itu, Ketua Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Solo, Hardono, menambahkan perlu ada sinergi antarpemerintah daerah di Soloraya agar pertumbuhan ekonomi ini bisa didistribusikan ke semua daerah di Soloraya tidak hanya di Solo. Selain itu, lanjut Hardono, Kadin juga akan berupaya meningkatkan peran UMKM untuk mensikapi Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA) yang mungkin akan terealisasi tahun 2015.

haw

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya