SOLOPOS.COM - Dokter hewan dari Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian (DKPP) Kota Solo memeriksa kesehatan kambing saat inspeksi mendadak (sidak) di Pasar Hewan Semanggi, Pasar Kliwon, Solo, Senin (16/5/2022). (Solopos/Nicolous Irawan)

Solopos.com, SOLO — Dinas Ketahanan Pangan dan Peternakan (DKPP) Kota Solo melaksanakan monitoring kesehatan hewan di Pasar Kambing Semanggi, Pasar Kliwon, Senin (16/5/2022). Hal itu guna mengantisipasi penyakit mulut dan kuku (PMK) pada hewan tersebut.

Hasil pemantauan terhadap 200 ekor kambing dinyatakan aman dan tidak menunjukkan adanya gejala PMK. Dalam memantau pasar hewan ternak tersebut, DKPP bekerja sama dengan Satgas Pangan Polresta Solo.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Sebagai antisipasi lebih lanjut, Kepala Veteriner DKPP Solo, Agus Sasmito, akan melakukan sosialisasi kepada pedagang dan masyarakat. Sosialisasi itu mulai dari deteksi gejala dan prosedur pelaporan jika ditemukan gejala PMK terhadap hewan dagangannya.

“Mengetahui ada tidaknya gejala ya kami sosialisasi ke pedagang ke masyarakat untuk gejala PMK dan proses pelaporan seperti apa kalau terkena kasus, kemudian kami [langsung] tindaklanjuti,” tuturnya kepada wartawan, Senin.

Agus mengatakan pada Rabu (18/5/2022) nanti tim DKPP Solo akan melakukan disinfeksi rutin di Pasar Ayam maupun ke Pasar Kambing Semanggi. Kedua pasar tersebut akan disisir untuk mendeteksi kemungkinan penularan penyakit yang tengah menjangkiti ternak di sejumlah daerah itu.

Baca Juga: Duh, 10 Sapi di Mojosongo Boyolali Positif Penyakit Mulut dan Kuku

Tim DKPP Solo melakukan monitoring rutin setiap bulan. Karena mayoritas pemasok hewan berasal dari Soloraya. “Pasar Kambing sebagian besar masih [berasal] Soloraya, paling banyak dari Karanganyar, Wonogiri, Sragen, dan Sukoharjo. Karena ini kan pasar ternak yang di selatan. Boyolali mungkin punya pasar ternak sendiri,” tuturnya.

Media Penularan

Lalu lintas hewan ternak di Pasar Kambing Semanggi untuk saat ini, kata Agus, masih relatif jarang, hal itu memungkinkan penularan PMK di Kota Solo masih tergolong minim risiko.

“Media transmisi penularan lewat hewan kemungkinan relatif lebih kecil, tetapi yang dikawatirkan lewat udara. Tetap itu ada [penularan], harus diantisipasi itu,” paparnya.

Baca Juga: Mentan Pastikan Penyakit Mulut dan Kuku Tak Pengaruhi Iduladha 2022

Berdasarkan pantauan tim DKPP, saat ini masih ditemukan beberapa pedagang yang mengabaikan pentingnya surat keterangan kesehatan hewan (SKKH). Pedagang masih berpikiran PMK tersebar hanya di Soloraya. “[SKKH] itu harusnya ada. Walau tidak membawa SKKH sampai sini hewan harus tetap sehat,” terang Agus.

Agus menambahkan pada Selasa (17/5/2022) akan dilakukan monitoring door to door atau pemerikasaan dari rumah ke rumah di dua kampung sekitar TPA Putri Cempo. Data terakhir dari DKPP sampai Maret terdapat 320 ekor sapi yang mencari makan di TPA.

“Pemeriksaan di Putri Cempo kami jadwalkan besok pagi. Jadi kami besok pemeriksaan dari rumah ke rumah pagi di sekitar kandang, dan sore yang di dua kampung sekitar Putri Cempo [perbatasan Karanganyar-Solo],” ucapnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya