SOLOPOS.COM - Rumah yang ditempati Dila Mariana di Dusun Dukuh, Desa Gemantar, Kecamatan Selogiri belum mempunyai instalansi listrik mandiri, Kamis (7/7/2022). Listrik rumah tersebut menumpang pada rumah milik kakek suami Dila yang berdaya 450 volt. (Solopos.com/Muhammad Diky Praditia)

Solopos.com, WONOGIRI — Kisah tragis dialami warga yang menempati 4.310 rumah di Kabupaten Wonogiri, Jawa Tengah. Ribuan rumah yang beberapa berada di Kecamatan Selogiri itu sampai saat ini belum dialiri listrik.

Salah satu rumah yang ditempati Dila Mariana di Dusun Dukuh, Desa Gemantar, Selogiri, belum memiliki instalasi listrik mandiri selama 20 tahun terakhir.

Promosi Mitsubishi XForce: Stylish untuk Wanita, Praktis buat Ibu Muda

Selama kurun waktu itu, Dila dan keluarganya menumpang listrik pada rumah milik kakek dari suaminya.

Dila mengaku sebenarnya ingin memasang instalasi listrik. Namun, biaya yang mahal membuatnya harus terima menumpang listrik dari rumah saudara.

“Bagaimana ya, sebenarnya pengin banget pasang listrik sendiri tapi kami belum mampu. Buat makan saja pas-pasan. Makanya kami masih numpang listrik di rumah simbah. Sudah lama kami numpang, sekitar 20 tahun,” kata Dila saat ditemui Solopos.com di rumahnya di Desa Gemantar, Kamis (7/7/2022).

Baca juga : Masuk Pertama, Azzam Murid Baru SDN Sriwedari 197 Solo Belajar Sendiri

Warga Selogiri itu menggunakan daya listrik sebesar 250 VA untuk dua rumah. Jadi, mereka tidak bisa memakai listrik untuk perangkat elektronik yang membutuhkan daya besar seperti mesin cuci, kulkas, maupun pompa air.

Jika salah satu rumah memakai listrik untuk menyetrika baju, maka yang lain harus mengalah. Jadi, Dinda tidak bisa memakai perangkat elektronik yang memakan daya listrik besar.

“Kalau enggak begitu, ya nanti listriknya jeglek. Makanya kami harus saling pengertian. Kalau saya sendiri sih enggak menggunakan barang-barang elektronik yang membutuhkan daya listrik besar. Rumah saya cuma ada lampu penerangan. Yang agak besar paling televisi. Itu kan udah umum ya, pakai televisi. Itu saja,” jelas dia.

Baca juga : Wah, Bus Bumel Solo-Wonogiri Ternyata Berpeluang Besar Tetap Eksis

Meskipun daya listriknya terbatas, biaya yang dikeluarkan Dila setiap bulannya cukup besar. Dia membayar listrik hingga Rp100.000 lebih per bulan.

Sebagai ibu rumah tangga yang pendapatan suaminya kurang dari Rp1 juta/bulan, biaya tersebut cukup memberatkan bagi Dila.

Sayangnya, meskipun keluarganya termasuk miskin, Dila tidak masuk dalam Data Terpadu Kesejahteraan Sosial (DTKS). Akibatnya, selama ini keluarga Dila tidak mendapatkan program bantuan apapun dari pemerintah.

Baca juga : Saat Ratusan GTT Menggantungkan Harapan ke Pemkab Wonogiri

Termasuk di antaranya tidak akan menerima bantuan instalasi listrik gratis. Syarat menerima bantuan tersebut harus terdaftar pada DTKS yang dimiliki Pemkab Wonogiri.

“Saya enggak pernah terima bantuan apapun kecuali bantuan Covid-19. Selama hidup di sini ya baru itu. Saya enggak masuk dalam DTKS. Kami sekeluarga bahkan enggak punya kartu jaminan apapun seperti Kartu Indonesia Sehat (KIS),” terang dia.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya