SOLOPOS.COM - Salah seorang guru SDN 3 Balepanjang, Kecamatan Baturetno, Kabupaten Wonogiri tengah mendata siswa yang keracunan cilor di sekolah setempat, Selasa (15/11/2022). (Istimewa/Agus Setyono)

Solopos.com, WONOGIRI — Kejadian 20 siswa SDN 3 Balepanjang, Kecamatan Baturetno, Kabupaten Wonogiri keracunan jajanan berdampak negatif ke omzet para pedagang keliling. Omzet pedagang keliling mengalami penurunan drastis sejak kejadian 20 anak SD diduga keracunan jajanan, Selasa (15/11/2022).

Salah satu pedagang keliling menuliskan keluhan tersebut di kolom komentar akun instagram @agendasolo yang menampilkan informasi tentang 20 siswa keracunan di SDN 3 Balepanjang.

Promosi Mitsubishi XForce: Stylish untuk Wanita, Praktis buat Ibu Muda

Aku niku kena efekke, ora oleh dodol [aku ikut terkena dampaknya, enggak boleh jualan],” tulis akun Instagram Kristyantz Chelsea, Rabu (16/11/2022).

Kepada melalui pesan pribadi di Instagram, Kristyanz mengaku menjadi pedagang keliling yang menjajakan sosis telur di beberapa sekolah di Kecamatan Giriwoyo setiap pagi hingga siang. Sementara saat sore hari ia berjualan dengan cara berkeliling di desa.

Sebagai pedagang keliling Kristyanz sangat terdampak oleh kejadian siswa SDN 3 Balepanjang yang diduga keracunan jajanan aci telur (cilor) yang dibeli dari pedagang keliling. Meski sekolah yang biasa menjadi tempatnya berjualan berbeda kecamatan, namun sekolah tersebut membatasi pedagang keliling berjualan.

Baca Juga: 20 Siswa SD Keracunan, Disdik Wonogiri bakal Evaluasi Penerapan PHBS di Sekolah

“Sesama pedagang keliling di sekolahan-sekolahan, sementara ini kami memang terdampak cukup lumayan, bikin memusingkan,” ujar dia saat dihubungi Solopos.com, Kamis (17/11/2022).

Menurut dia apa yang dilakukan guru atau wali murid membatasi pedagang keliling di area sekolah bisa dimaklumi karena mereka takut para siswa takut kejadian serupa menimpa mereka. Namun, kondisi itu membuat para pedagang keliling kesulitan menjual dagangannya hingga membuat omzet mereka turun drastis.

“Kalau berbicara omzet, untuk saya pribadi, biasanya dari pagi-siang bubar anak sekolah, saya dapat Rp200.0000/hari. Sekarang turun jadi Rp80.000/hari. Kalau untung bersih sangat tipis, bisa buat belanja besok saja sudah alhamdulillah,” ujarnya.

Dia menyayangkan kebijakan beberapa sekolah SD di Kecamatan Giriwoyo yang tidak mempertimbangkan para pedagang keliling. Beberapa sekolah bahkan secara terang-terangan melarang pedagang keliling berjualan di area sekolah.

Baca Juga: 20 Siswa SDN 3 Balepanjang Wonogiri Keracunan Cilor, Ada yang Alami Sesak Napas

Ada pula yang tidak melarang pedagang keliling berjualan di sekolah, namun melarang siswa membeli jajanan yang dijual pedagang keliling.

“Padahal lokasi kejadian itu di kecamatan lain, jauh. Tapi dampaknya sampai ke daerah-daerah lain seperti Giriwoyo, Giritontro, bahkan sampai Pacitan, Jawa Timur. Kami mau jualan keliling pun jadi ragu karena orang tua masih khawatir,” kata dia.

Sebelumnya, Pelaksana Tugas Kepala Disdikbud Wonogiri, F.X. Pranata, mengaku turut prihatin dengan kejadian puluhan siswa yang diduga keracunan makanan yang dibeli di sekolah tersebut. Dinas akan mengevaluasi penerapan perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS) di sekolah. Selain itu meminta sekolah agar mengawasi dan mengontrol makanan yang dikonsumsi para siswa.

“Kejadian kemarin itu siswa diduga keracunan makanan yang dibeli siswa dari pedagang di luar sekolah, bukan kantin di kantin sekolah. Sebenarnya baik dinas maupun sekolah tidak bisa melarang pedagang untuk tidak berjualan di sekolah karena mereka juga bagian dari kehidupan masyarakat yang sedang mencari nafkah,” kata Pranata kepada Solopos.com, Rabu (16/11/2022).

Baca Juga: Polres Wonogiri Tangani Kasus Keracunan 20 Siswa SDN 3 Balepanjang Wonogiri

Dia melanjutkan, tidak ada aturan khusus yang menyatakan apa yang tidak atau boleh dimakan siswa di sekolah. Begitu juga tidak ada aturan tertulis siapa yang tidak atau boleh berjualan di sekolah atau sekitar sekolah. Sebab hal itu bukan dari bagian proses penyelenggaraan pendidikan.

Kendati begitu, dinas dan sekolah mempunyai kewenangan mengimbau para siswa agar tidak jajan di sembarangan. Di samping itu, meminta para pedagang di lingkungan sekolah menjual makanan yang sehat dan tidak berbahaya bagi anak-anak.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya