SOLOPOS.COM - Sejumlah siswa di salah satu SD di Wonogiri sedang membeli makanan yang dijual pedagang keliling tidak jauh dari sekolah, Rabu(16/11/2022). (Solopos.com/Muhammad Diky Praditia)

Solopos.com, WONOGIRI — Kejadian 20 siswa SDN 3 Balepanjang, Kecamatan Baturetno, Kabupaten Wonogiri, diduga keracunan makanan yang dibeli di sekitar sekolah pada Selasa (15/11/2022) langsung menjadi perhatian Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Disdikbud) setempat. Nantinya, Disdikbud Wonogiri bakal mengevaluasi sekolah terkait makanan yang dapat dikonsumsi siswa.

Pelaksana Tugas (PLt) Kepala Disdikbud Wonogiri, F.X Pranata, mengaku turut prihatin dengan kejadian puluhan siswa yang diduga keracunan makanan di SDN 3 Balepanjang. Dinas segera mengevaluasi penerapan perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS) di sekolah. Selain itu meminta sekolah agar mengawasi dan mengontrol makanan yang dikonsumsi para siswa.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

“Kejadian kemarin itu, siswa diduga keracunan makanan yang dibeli siswa dari pedagang di luar sekolah. Bukan di kantin sekolah. Sebenarnya baik dinas maupun sekolah tidak bisa melarang pedagang untuk tidak berjualan di sekolah karena mereka juga bagian dari kehidupan masyarakat yang sedang mencari nafkah,” kata Pranata, kepada Solopos.com, Rabu (16/11/2022).

Dia melanjutkan, tidak ada aturan khusus yang menyatakan apa yang tidak atau boleh dimakan siswa di sekolah. Begitu juga tidak ada aturan tertulis siapa yang tidak atau boleh berjualan di sekolah atau sekitar sekolah.

Hal itu bukan dari bagian proses penyelenggaraan pendidikan. Kendati begitu, dinas dan sekolah mempunyai kewenangan mengimbau para siswa agar tidak jajan sembarangan.

Baca Juga: Polres Wonogiri Tangani Kasus Keracunan 20 Siswa SDN 3 Balepanjang Wonogiri

Di samping itu, meminta para pedagang di lingkungan sekolah menjual makanan yang sehat dan tidak berbahaya bagi anak-anak.

“Kami imbau, kami dorong agar orang tua siswa memberikan bekal makanan kepada anaknya ketika sekolah. Dengan begitu, diharapkan bisa meminimalisasi anak jajan sembarangan yang belum diketahui bagaimana kualitas makanannnya,” imbuh dia.

Kepala Bidang (Kabid) Pendidikan Dasar Disdikbud Wonogiri, Gino, mengatakan kejadian sejumlah siswa SDN 3 Balepanjang yang diduga keracunan karena makanan itu menjadi pelajaran bagi dinas dan sekolah. Sejak kejadian itu, Disdikbud segera menyosialisasikan dan menggencarkan kepada orang tua agar memberi bekal makanan anaknya saat ke sekolah.

“Itu programnya Pak Bupati. Sebenarnya sudah lama, tapi memang belum optimal. Sekarang karena kejadian ini, akan kami gencarkan lagi. Tentu kami tidak bisa mewajibkan itu karena kondisi setiap orang tua berbeda. Tapi setidaknya, kami akan berupaya menggencarkan hal itu. Dengan harapan, bisa meminimalisasi siswa makan makanan sembarangan di sekolah,” ujar Gino saat berbincang dengan Solopos.com di ruang kerjanya.

Baca Juga: 20 Siswa SDN 3 Balepanjang Wonogiri Keracunan Cilor, Ada yang Alami Sesak Napas

Disdikbud Wonogiri juga meminta kepada masing-masing sekolah, baik SD maupun SMP di Wonogiri untuk lebih mengoptimalkan kantin sekolah. Selain sehat, bergizi, dan bersih, kantin sekolah juga harus menyediakan berbagai pilihan makanan.

“Jadi sebisa mungkin siswa membeli makanan itu di kantin sekolah. Pedagang di kantin sekolah itu mereka jualannya menetap dan tidak temporal sehingga bisa dipantau, diawasi, atau dikontrol sekolah agar menyediakan makanan yang baik kepada siswa. Tentu, tanpa melarang pedagang yang di luar sekolah itu berjualan di sekitar sekolah karena mereka juga mencari rezeki untuk istri dan anaknya,” kata dia.

Ketua Musyawarah Kerja Kepala Sekolah (MKKS) SD Wonogiri, Mahmud Yunus, mengungkapkan forum MKKS SD sudah kerap membahas persoalan makanan yang dikonsumsi siswa. Masing-masing sekolah sudah mengimbau para orang tua agar membekali makan siang untuk anaknya.

Kantin di sekolah juga selalu dipantau dan diawasi apa yang yang dijual. Selain menerapkan hidup sehat, hal itu sebagai tindakan preventif agar siswa tidak mengalami hal berbahaya saat mengkonsumsi makanan, seperti keracunan.

Baca Juga: Biar Tak Ada Kekerasan, Sekolah Ramah Anak Jangan Sekadar Branding!

“Contohnya di sekolah ini, kami terus memantau apa yang dijual di kantin sekolah. Bahkan kami bisa mengontrol penggunaan gula yang digunakan untuk pemanis makanan di sekolah. Kami cek betul, gula yang digunakan itu apa, sakarain atau gula pasir, atau lainnya. Petugas kami rutin mengeceknya,” kata Mahmud yang juga Kepala Sekolah SDN 1 Wonogiri itu.

Hanya, imbuh Mahmud, sekolah tidak punya kewenangan mengontrol apa yang dijual pedagang yang berjualan di luar pagar sekolah. Sekolah hanya bisa berpesan agar apa yang dijual para pedagang tidak berbahaya bagi siswa.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya