SOLOPOS.COM - Warga melintas di dekat box culvert di wilayah Desa Keprabon, Kecamatan Polanharjo, Klaten, Selasa (25/1/2022). Terowongan itu bakal menjadi salah satu akses jalan desa di bawah jalan tol Solo-Jogja yang saat ini masih dalam proses pembangunan. (Solopos.com/Taufiq Sidik Prakoso)

Solopos.com, KLATENPemkab Klaten menunggu kajian dari tim pelaksana proyek pembangunan jalan tol Solo-Jogja ihwal konstruksi bangunan di persimpangan jalan tol dengan jalan kabupaten. Kajian dilakukan untuk memastikan rencana konstruksi di persimpangan jalan tol yang diusulkan Pemkab aman dari potensi gempa bumi.

Kepala Bagian Pembangunan Sekretariat Daerah (Setda) Klaten, Fadzar Indriawan, menjelaskan ruas jalan tol yang melintasi wilayah Klaten dibagi dalam seksi 1.1 (Polanharjo-Ngawen) dan seksi 1.2 (Ngawen-Prambanan). Di wilayah Klaten, ada sekitar 20 ruas jalan kabupaten yang bakal bersimpangan dengan rencana ruas jalan tol.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

“Pada seksi 1.2 antara sebagian Ngawen sampai Prambanan itu ada 11 jalan kabupaten yang crossing dengan jalan tol. Pada 1.1 itu hampir sama sekitar  10-11 jalan kabupaten,” kata Fadzar, Selasa (25/1/2022).

Baca Juga: 8 Keluarga di Klaten Ini Dikepung Sungai dan Jalan Tol Solo-Jogja

Sebelumnya Pemkab mengusulkan agar konstruksi pada ruas jalan kabupaten yang bersimpangan dengan jalan tol berupa konstruksi jembatan, bukan box culvert. Usulan itu disetujui PT Jogjasolo Marga Makmur (JMM). Seiring perkembangannya, PT JMM melakukan kajian ulang terkait persimpangan jalan kabupaten dengan jalan tol.

Fadzar menjelaskan PT JMM melakukan kajian geologi menyusul Klaten berada di daerah rawan gempa bumi dan berdekatan dengan sesar opak. Kajian dilakukan untuk melihat segi keamanan konstruksi bangunan berupa jembatan.

“Jadi semua aspek dipertimbangkan termasuk aspek keselamatan. Dari pihak PT JMM sekarang melakukan kajian keilmuan geologi mempertimbangkan di beberapa daerah rawan bencana. Sehingga rencana konstruksi yang lintasan untuk jalan kabupaten semula jembatan akan dikaji ulang. Dalam artian risikonya besar atau tidak kalau konstruksinya jembatan,” kata Fadzar.

Baca Juga: Pangkas Waktu Jadi 20 Menit, Ada 9 Simpang Susun di Tol Solo-Jogja

Terkait kajian tersebut, Fadzar menjelaskan pemkab tetap mematuhi apapun hasil kajian yang dilakukan. “Kami tetap mengikuti mana yang paling aman. Sebelumnya kami meminta konstruksinya jembatan ternyata hasil kajiannya kemungkinan lebih aman dengan box culvert, ya kami ikuti dari kajian itu. Untuk daerah rawan gempa bumi, kami tidak tahu sebarannya. Tetapi, dari JMM sudah memiliki peta geologinya,” jelas dia.

Fadzar menjelaskan kajian itu hanya untuk melihat aspek soal konstruksi yang paling aman pada persimpangan jalan kabupaten dengan jalan tol. Ihwal trase tol, rest area, hingga exit tol, Fadzar menjelaskan hingga kini tak ada perubahan dan masih sama dengan rencana awal. Dia pun menjelaskan kajian ulang itu tak memengaruhi target pembangunan jalan tol.

“Targetnya itu kan nasional. Jadi kemungkinan tetap pada 2023 untuk ruas jalan tol seksi 1 sudah selesai,” kata dia.

Baca Juga: Rp1,2 Triliun UGR Tol Solo-Jogja Dicairkan untuk Warga Klaten

Sebelumnya, General Manager Lahan dan Utilitas PT Jogjasolo Marga Makmur (JMM), Muhammad Amin, optimistis proyek pembangunan jalan tol Solo-Jogja seksi 1 antara Kartasura (Sukoharjo) dan Purwomartani (Sleman) rampung sesuai target. Ditargetkan, jalan tol seksi 1 bisa diresmikan pada 17 Agustus 2023.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya