SOLOPOS.COM - Ilustrasi kekerasan tehadap anak (liputan6.com)

Solopos.com, SLEMAN — Aksi cabul ketua remaja masjid kepada sekitar 20 anak laki-laki di Kapanewon Gamping, Kabupaten Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta, terbongkar setelah ada korban yang bersuara. Sejumlah korban pencabulan dikabarkan ada yang mengalami trauma berat hingga tidak mau sekolah.

Salah satu tokoh masyarakat setempat, Zairin Noor, mengatakan jajaran pengurus atau takmir masjid yang menjadi lokasi kejadian pencabulan akan memberikan pendampingan psikologi kepada para korban. Selain itu, pihaknya juga akan bekerjasama dengan UPTD Perlindungan Perempuan dan Anak (PPA) Sleman.

Promosi Pemilu 1955 Dianggap Paling Demokratis, Tentara dan Polisi Punya Partai Politik

“Kebetulan takmir masjid ada seorang psikolog. Nah, ini kan tindak lanjutnya. Selanjutnya nanti kerja sama dengan PPA dan Puskesmas Gamping juga,” kata dia, Selasa (7/2/2023).

Dari sebanyak 20 korban pencabulan itu, kata dia, yang masih mengalami trauma ada sebanyak lima anak. Korban yang trauma ini semuanya masih anak-anak.

“Kalau yang dewasa sudah enggak. Kan itu sudah lama,” ujar dia.

Noor menuturkan tidak semua korban pelaku AS, 28, mengalami trauma berat. Namun, ada satu anak yang sempat tidak mau sekolah.

Bukan hanya itu, setelah terungkapnya kasus cabul ini, para orang tua juga menjadi khawatir ketika anaknya di masjid.

“Orang tua juga takut. Kalau [anaknya] ke masjid, diantar-jemput,” kata Noor.

Meski demikian, saat ini suasana di masjid sudah kembali normal dengan berbagai aktivitas. Dia memastikan tetap ada tindakan khusus dari takmir masjid dan warga sekitar untuk menangani kasus ini.

Ia mengaku kecolongan atas perbuatan AS yang telah memakan sampai 20 korban. Hal ini disebabkan AS yang terlihat biasa saja di luar. Selain itu para korban juga tidak mau bercerita.

“Biasa itu soalnya orangnya, normal-normal aja. Dan sregep di masjid, enggak tahu orangnya seperti itu,” ujarnya.

Perbuatan AS baru terungkap setelah korban terakhirnya melaporkan perbuatan cabul itu ke takmir masjid kemudian dilanjut ke dukuh.

“Karena peristiwa sudah luar biasa, di luar jangkauan kami, untuk meredam sehingga terpaksa diselesaikan secara hukum,” terangnya.

Berita ini telah tayang di Harianjogja.com dengan judul Trauma! Korban Pencabulan oleh Ketua Remaja Masjid di Gamping Tak Mau Sekolah

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya