SOLOPOS.COM - Panduan Informasi dan Inspirasi

Solopos.com, BOYOLALI — Aktivitas penambangan pasir di Desa Sukabumi, Kecamatan Cepogo, Boyolali, dihentikan sementara setelah peristiwa longsor yang mengakibatkan dua warga meninggal dunia, Sabtu (11/5/2019).

Warga tidak lagi datang ke area tambang itu pada Minggu (12/5/2019). Informasi yang dihimpun Solopos.com menyebutkan Desa Sukabumi dulunya merupakan area penambangan galian C. Proses penambangan diduga menyalahi aturan karena meskipun telah mengantongi izin, aktivitasnya tetap berdampak pada kerusakan lingkungan.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Penambangan galian C dengan alat berat kemudian ditutup setahun lalu dan digantikan aktivitas penambangan manual. Seorang warga Sukabumi yang juga mantan Kepala Desa setempat, Sumarno, mengatakan Desa Sukabumi memiliki dua lahan galian utama.

“Setelah tidak lagi dikelola oleh perusahaan pemegang izin, lahan tetap digunakan oleh warga setempat. Hal itu karena di sini puluhan warga masih menggantungkan mata pencaharian sebagai penambang,” ujar Sumarno, Minggu.

Dua bekas galian tersebut berada di Dukuh Grawah dan Dukuh Tunggulsari serta masih berada di kawasan aliran Sungai Gandul, Cepogo. Selebihnya warga menggali di sejumlah lokasi lain di tepi sungai dengan menggali gua berukuran lebih kecil.

Sumarno menyebut selain warga lokal, warga luar Sukabumi masih kerap berdatangan untuk menambang. Mereka berasal dari Kecamatan Cepogo dan Kecamatan Selo. Selama menjabat kepala desa, Sumarno juga mengaku dilematis jika harus menghentikan aktivitas penambangan warga.

“Selain dampak lingkungan juga harus dipikirkan dampak ekonomi bagi warga,” imbuh dia.

Seperti diberitakan sebelumnya, dua warga Desa Sukabumi, Trianto, 36, dan Sutono, 30, meninggal karena tertimpa tebing di pusat aktivitas galian C di desa tersebut. Gua sedalam tiga meter di bawah tebing setinggi enam meter tersebut longsor lantaran diduga tidak cukup kokoh menopang tebing di atasnya.

Kapolsek Cepogo AKP Marjoko mewakili Kapolres Boyolali AKBP Kusumo Wahyu Bintoro mengatakan hingga saat ini masih menyelidiki terhadap peristiwa tersebut.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya