Solopos.com, KLATEN – Sebanyak dua warga tak mampu di Ceporan, Kecamatan Gantiwarno terdampak musibah angin kencang yang melanda daerah setempat, Rabu (14/4/2021) sore. Total kerugian yang dialami warga terdampak angin kencang senilai puluhan juta rupiah.
Berdasarkan informasi yang dihimpun Solopos.com, musibah angin kencang melanda di Desa Ceporan, Kecamatan Gantiwarno, Rabu (14/4/2021) pukul 16.00 WIB. Akibat kejadian itu, satu rumah tertimpa pohon dan satu kandang ayam roboh.
Promosi Pegadaian Resmikan Masjid Al Hikmah Pekanbaru Wujud Kepedulian Tempat Ibadah
Satu rumah yang tertimpa pohon berukuran jumbo berlokasi di Dukuh Gonalan RT 002/RW 006 desa setempat. Rumah tersebut milik Subarno.
Rumah itu dihuni satu kepala keluarga (KK) dengan tiga anggota keluarga. Keluarga Subarno termasuk keluarga miskin di desa setempat. Total kerugian yang dialami Subarno senilai Rp10 juta.
"Tak ada korban jiwa dalam kejadian itu. Pemilik rumah termasuk keluarga miskin. Di depan rumahnya terdapat stiker keluarga miskin. Dinding rumah terbuat dari gedek. Pak Subarno ini juga masih berlindung ke tempat orang. Yang bersangkutan punya lahan di lokasi lain. Ini sedang diusahakan untuk dibuatkan rumah di lahan yang dimilikinya," kata Camat Gantiwarno, Lilis Yuliati, kepada Solopos.com, Kamis (15/4/2021).
Kandang Ayam Roboh
Lilis Yuliati mengatakan angin kencang yang melanda di Ceporan juga menerjang kandang ayam milik Joko Hariyanto, warga Kulungan RT 001/RW 009. Saat kandang ayamnya hendak roboh, pemilik kandang telah berhasil mengamankan ayamnya terlebih dahulu.
"Berdasarkan laporan yang saya terima, total kerugian senilai Rp20 juta," katanya.
Baca juga: Beras Organik Wonogiri Diekspor ke Lima Negara
Musibah angin kencang yang melanda di Ceporan itu juga sudah dilaporkan Kades Ceporan, Sutopo, ke Pemerintah Kecamatan Gantiwarno. Laporan tertulis itu bernomor 021/15/IV/2021 tentang Laporan Pohon Tumbang, Kamis (15/4/2021).
"Berkaitan dengan hal tersebut, kami mohon bantuan untuk membantu mengurangi beban dalam merehabilitasi rumah Bapak Subarno dan kandang milik Bapak Joko Haryanto karena termasuk keluarga tidak mampu," kata Sutopo.