SOLOPOS.COM - Ilustrasi bom rakitan (gamelier.org)

Dua terduga teroris ditangkap dan diduga merencanakan serangan bom besar di Mabes Polri dan Gedung DPR, Jakarta.

Solopos.com, JAKARTA — Tim Densus 88 kembali menangkap dua jaringan terduga teroris Rio Priatna Wibowo (RPW). Mereka diduga merencanakan serangan bom di Gedung DPR dan Mabes Polri, serta Kedutaan Besar (Kedubes) Myanmar untuk Indonesia di Jakarta.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Mereka yang tertangkap adalah tersangka Bahrain Agam ditangkap di Desa Blang Tarakan, Kecamatan Sawang, Kabupaten Aceh Utara, pada Sabtu (26/11/2016) sekitar pukul 10.30 WIB. Menurut Kadiv Humas Polri Irjen Boy Rafli Amar, Bahrain berperan memberikan uang Rp7 juta dan ide pembuatan bom serta ikut dalam pembelian bahan peledak.

Sedangkan tersangka kedua yang ditangkap adalah Saiful Bahri alias Abu Syifa. Boy mengatakan Saiful ditangkap pada Minggu (27/11/2016) sekitaar pukul 10.00 WIB di Desa Baros, Serang, Banten. “Peran yang bersangkutan turut serta bantu Rio pembuatan laboratorium handak [bahan peledak] high explosive untuk amaliyah. Turut merencanakan pengeboman di Gedung DPR, Mabes Polri, Kedutaan Myanmar, dan Stasiun TV One dan Metro TV,” ujarnya.

Kepala Biro Penerangan Masyarakat (Karopenmas) Polri, Kombes Pol. Rikwanto, juga menyatakan kedua terduga teroris itu merencanakan pengeboman Gedung DPR. Selain itu, keduanya juga hendak menyerang Mabes Polri, Kantor Kedubes Myanmar, dan sejumlah stasiun televisi.

“Turut rencanakan pengeboman di Gedung DPR, Mabes Polri, Kedutaan Myanmar, dan beberapa stasiun TV,” ujar Rikwanto kepada awak media, Minggu (27/11/2016), dikutip Solopos.com dari Okezone.

Kedua orang tersebut memiliki peran masing-masing. Bahrain misalnya, memberi uang Rp7 juta dan ide pembuatan bom dan ikut pembelian bahan peledak. Sementara Saiful Bahri, membantu Rio dalam pembuatan laboratorium bahan peledak high expolsive. “Kedua tersebut masih dalam pemeriksaan secara intensif,” tukasnya.

Seperti diketahui, penangkapan keduanya merupakan hasil pengembangan penangkapan Rio, Rabu (23/11/2016). Rio yang merupakan terduga teroris jaringan Bahrun Naim ditangkap di Kampung Girimulya, Kelurahan Girimulya, Kecamatan Banjaran, Majalengka. Densus 88 menyita sejumlah barang bukti berupa kristal coklat dalam tupperware yang diakui terduga sebagai DNT, asam nitrat, asam sulfat, air raksa, pupuk urea, dan gelas kimia.

Menurut Rikwanto, polisi telah menelusuri aliran dana yang didapat pelaku dari luar dan dalam negeri. Meski demikian, dia memastikan bahan kimia yang digunakan pelaku juga mudah didapat dan tidak mahal.

“Masih ditelusuri, karena bahan-bahannya juga murah tidak begitu mahal. Dia buat Lab di rumah. Dana dari Arab Saudi, Taiwan, dan Malaysia dari TKI yang teradikalisasi kelompok-kelompok radikal,” terang Rikwanto, Jumat (25/11/2016) lalu.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya