SOLOPOS.COM - Petani dari Kelompok Tani Manunggal Desa Jatisuko, Kecamatan Jatipuro, Kabupaten Karanganyar, Jawa Tengah, mengolah urin hewan ternak, empon-empon dan buah menjadi pupuk cair organik pada Rabu (11/5/2022). (Solopos.com/Indah Septiyaning Wardani)

Solopos.com, KARANGANYAR — Sejumlah petani di wilayah Jatisuko, Kecamatan Jatipuro, Kabupaten Karanganyar, Jawa Tengah, sudah dua tahun meninggalkan pupuk kimia dan beralih ke pupuk organik. Mereka memanfaatkan urin hewan ternak hingga empon-empon untuk pupuk organik.

Hasilnya, selain biaya produksi jadi lebih murah, tanaman padi petani juga jarang diserang hama. Kepala Desa (Kades) Jatisuko, Sugeng Riyanto, mengatakan petani yang sudah meninggalkan pupuk kimia ini berasal dari Kelompok Tani Manunggal Desa. Jumlahnya ada belasan petani. Kini, penggunaan pupuk organik terus dikembangkan kepada petani lain.

Promosi Pegadaian Resmikan Masjid Al Hikmah Pekanbaru Wujud Kepedulian Tempat Ibadah

“Saat ini baru Kelompok Tani Manunggal Desa yang sudah menggunakan pupuk organik 100 persen. Dan hasilnya sangat memuaskan dibanding menggunakan pupuk kimia atau pabrikan,” kata dia ketika dijumpai Solopos.com pada Rabu (11/5/2022).

Sugeng mengungkapkan Kelompok Tani Manunggal Desa Jatisuko membuat pupuk cair organik hasil dari fermentasi campuran urin ternak, empon-empon serta buah-buahan. Pembuatan pupuk cair organik dimulai sejak akhir 2020 lalu.

Baca Juga: Intip Cara Bikin Pupuk Organik ala Petani Jono Sragen di Sini…

Sudah tujuh kali masa tanam mereka menggunakan pupuk organik cair. Rata-rata anggota kelompok tani ini memiliki awal seluas sekitar 3.000-5.000 meter persegi.

“Mayoritas bahan baku diperoleh dari lahan pekarangan anggota kelompok tani di antaranya urin kambing, sapi, kelinci, empon-empon. Lalu buah seperti pepaya, pisang, air kelapa, bonggol pisang, rebung bambu, dan abu dapur,” katanya.

Anggota Kelompok Tani Manunggal Desa Jatisuko, Yanto, 56, mengatakan ada beberapa bahan lain yang digunakan untuk membuat pupuk cair. Bahan itu harus dibeli di pasar seperti bawang merah dan tetes tebu.

Bahan tersebut tak didapat dari pekarangan warga. Jika dibanding dengan pupuk pabrikan, dia mengaku biayanya jauh lebih murah menggunakan pupuk cair organik.

Baca Juga: KKN di Desa Sumberejo Wonogiri, Tim 301 UNS Bikin Pupuk Organik dari Tetes Tebu

Selain irit biaya produksi, dia mengatakan hasil panen yang didapat jauh lebih baik dan sehat untuk dikonsumsi. Tanaman padi miliknya juga aman dari serangan hama seperti tikus, keong, dan lainnya.

Mentor petani, Sutarmo, mengatakan pembuatan pupuk cair organik ini telah dimulai sejak akhir 2020 lalu. Cara membuatnya, kata dia, semua bahan dicampur menjadi satu di dalam tong untuk kemudian difermentasi selama 1 bulan.

Pupuk cair tersebut dapat digunakan untuk pembenahan tanah, penyuburan tanaman, dan pestisida. Pupuk tersebut biasanya disemprotkan ke lahan persawahan setiap satu sepekan sekali.

“Kami cuma mendorong, belajar bersama agar di masing-masing kelompok bisa berkembang dan tidak ketergantungan dengan pupuk pabrikan,” ungkapnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya