SOLOPOS.COM - Seorang pengendara motor melintasi jalan di depan Pasar Tuban, Gondangrejo, Karanganyar, Selasa (2/4/2013). Saat malam kondisi depan pasar tersebut gelap gulita sebab lampu merkuri yang dipasang tidak dinyalakan. (Binti Sholikah/JIBI/SOLOPOS)


Seorang pengendara motor melintasi jalan di depan Pasar Tuban, Gondangrejo, Karanganyar, Selasa (2/4/2013). Saat malam kondisi depan pasar tersebut gelap gulita sebab lampu merkuri yang dipasang tidak dinyalakan. (Binti Sholikah/JIBI/SOLOPOS)

KARANGANYAR--Lampu merkuri yang dipasang di depan Pasar Tuban dan Terminal Gondangrejo, Karanganyar, tidak dinyalakan selama hampir dua tahun. Akibatnya kondisi jalan depan lokasi tersebut gelap gulita saat malam.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Padahal sepanjang Jl Solo-Purwodadi tersebut selalu ramai dilintasi kendaraan bermotor setiap waktu. Apalagi jalan tersebut dihiasi beberapa lubang kecil yang cukup dalam. Hal itu menyebabkan sebagian pengendara motor yang kurang hati-hati berpotensi terperosok pada lubang di sekitar jalan tersebut.

Berdasarkan data yang dihimpun Solopos.com, Selasa (2/4/2013), lampu tersebut menggunakan aliran listrik dari pulsa sehingga tidak terhubung langsung dengan listrik dari PLN. Beban biaya yang dikeluarkan untuk menyalakan lampu tersebut sekitar Rp25.000 per malam. Hal tersebut menyulitkan pihak pengelola pasar maupun pedagang yang ingin menyalakan lampu tersebut.

Menurut seorang pedagang kali lima di depan pasar tersebut, Joko Mardani, 42, lampu tersebut tidak pernah menyala selama dua tahun terakhir. Menurutnya, lampu tersebut merupakan penerangan utama bagi pengendara yang melintas di jalan tersebut. Saat malam, dia sempat melihat beberapa pengendara motor terperosok lubang dan jatuh di depan pasar dan terminal yang gelap gulita tersebut.

“Kalau yang jatuh cuma satu atau dua pasti ada, hla wong gelap gulita kan enggak tahu kondisi jalan,” ujar pedagang asal Mojosari RT 002/RW 007, Ketitang, Nogosari, Boyolali tersebut.

Anggaran

Sementara, Lurah Pasar Tuban, Joko Purnomo, mengatakan hanya menyalakan lampu tersebut saat perayaan tertentu. Pasalnya, beban listrik pulsa yang cukup mahal dinilai memberatkan pihak pengelola pasar karena pihaknya tidak memiliki anggaran khusus.

Dia mengaku telah mengusulkan penggantian listrik pulsa menjadi listrik yang dialirkan dari PLN saat mengikuti agenda rapat di Dinas Perdagangan Perindustrian Perdagangan Koperasi dan Usaha Mikro Kecil Menengah (Disperindagkop dan UMKM) pada tanggal satu setiap bulannya. Dengan demikian pajak penggunaan listrik lampu merkuri tersebut akan ditanggung PLN.

“Kalau untuk menyalakan setiap malam hari kami enggak sanggup,” ungkapnya.

Terpisah, Camat Gondangrejo, Suhardi, kepada Solopos.com mengatakan Pemkab Karanganyar kurang memaksimalkan pengelolaan fasilitas yang dibangun pada 2011 lalu. Dia merasa prihatin dengan kondisi jalan depan pasar dan terminal yang gelap gulita.

“Kalau lampunya menyala kan bisa menambah keindahan kota, meningkatkan keamanan dan keselamatan warga yang melintas,” kata dia.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya