SOLOPOS.COM - Gedung Terpadu Setda tampak megah berdiri di lingkungan Pemkab Sukoharjo. Gedung 10 lantai ini segera ditempati setelah rampung dikerjakan akhir tahun lalu. (Solopos/Indah Septiyaning W.)

Solopos.com, SUKOHARJO -- Pemkab Sukoharjo menempati peringkat terendah dalam penilaian Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintahan (SAKIP) Jawa Tengah selama dua tahun berturut-turut.

Hal ini menjadi sorotan publik terhadap akuntabilitas kinerja pemerintah. Warga berharap jangan sampai Pemkab mendapat peringkat yang sama untuk kali ketiga berturut-turut alias hattrick.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Peringkat Sukoharjo dalam penilaian SAKIP berada di level paling bawah di Jawa Tengah. Nilai SAKIP Sukoharjo pada 2019 yakni 57,84 atau CC.

Sementara nilai SAKIP Sukoharjo pada 2018 yakni 57,01 atau CC. Kondisi ini berbeda dengan Wonogiri yang memperoleh nilai 70,43 atau BB pada 2018 dan 73,07 atau BB pada 2019.

Jadi Wawali Solo Malah Tombok, Ini Deretan Bisnis Achmad Purnomo hingga Punya Harta Rp102 M

Rendahnya peringkat Sukoharjo dalam penilaian SAKIP menjadi sorotan masyarakat. Mereka meminta pemerintah segera melakukan evaluasi total terhadap akuntabilitas dan kinerjanya.

“Dua tahun berturut-turut Sukoharjo tak beranjak di peringkat paling bawah. Semestinya, pemerintah segera berbenah dan memperbaiki kinerja agar peringkat penilaian SAKIP terdongkrak,” kata seorang warga Desa Singopuran, Kartasura, Simon, saat berbincang dengan Solopos.com, Rabu (26/2/2020).

Simon membandingkan nilai SAKIP di daerah lain di Soloraya. Hanya Wonogiri yang mendapat nilai BB. Sementara daerah lainnya seperti Kota Solo, Karanganyar, Boyolali, Sragen, Klaten memperoleh nilai B.

Pilkada Solo: Berkas Syarat Dukungan Ditolak KPU, Alam Melawan

Artinya, akuntabilitas kinerja pemerintah Sukoharjo belum dapat menyaingi daerah lain di Soloraya apalagi Jawa Tengah.

“Wilayah Sukoharjo lebih kecil dibanding daerah lain. Semestinya Sukoharjo sejajar dengan Kota Solo, Klaten, Boyolali dan Karanganyar. Bukan justru di bawah daerah lain,” ujar dia.

Pernyataan senada diungkapkan warga Kelurahan Bulakrejo, Sukoharjo, Hartanto. Peringkat SAKIP di level bawah menjadi cambuk pemerintah untuk menggenjot perbaikan perencanaan kinerja hingga capaian kinerja masing-masing OPD.

Dia berharap peringkat SAKIP Sukoharjo naik dari CC menjadi B pada 2020.

Fix! Persis Solo Tak Akan Tambah Pemain Lagi

“Jangan sampai meraih hattrick peringkat SAKIP paling bawah tiga tahun berturut-turut. Pemerintah bisa membangun gedung 10 lantai dengan anggaran ratusan miliar rupiah namun tak bisa mengukur akuntabilitas kinerja,” papar dia.

Sementara itu, Kepala Bagian (Kabag) Organisasi Setda Sukoharjo, Joko Purwanto, mengatakan salah satu permasalahan dalam penilaian SAKIP adalah capaian kinerja setiap OPD. Belum semua kepala OPD memahami komponen penilaian SAKIP.

Tersangka Susur Sungai Maut SMPN 1 Turi: Kami yang Minta Digunduli

Misalnya, perencanaan, pengukuran, pelaporan hingga capaian kinerja. Karena itu, Joko meminta komitmen tinggi setiap kepala OPD untuk melakukan evaluasi besar-besaran.

“Tahun lalu, kami sudah berupaya membenahi termasuk mengirim 10 sampel capaian kinerja OPD. Jadi substansi masalah memang di OPD. Ini menjadi bahan evaluasi untuk mendongkrak peringkat SAKIP Sukoharjo pada 2020,” kata dia.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya