SOLOPOS.COM - Ilustrasi pendidikan SMP. (Solopos/Wishnu Paksa)

Solopos.com, SOLO -- Dua siswa SMP Kristen Kalam Kudus Solo, Y dan B, dikeluarkan alias di-drop out (DO) dari sekolah gara-gara kedapatan mengisap vape (rokok elektrik).

Peristiwa dikeluarkannya siswa ini terjadi Oktober 2019 lalu dan hingga saat ini persoalan terus masih bergulir. Informasi yang dihimpun Solopos.com, Y dan temannya, B, mengisap vape di rumah salah satu dari mereka. Kejadian ini diabadikan oleh B menggunakan kamera video.

Promosi Lebaran Zaman Now, Saatnya Bagi-bagi THR Emas dari Pegadaian

Beberapa waktu kemudian, B kedapatan membawa vape di sekolah sehingga langsung dikeluarkan. Namun rupanya B tidak terima karena hanya ia yang dikeluarkan sedangkan Y juga pernah menggunakan alat tersebut meskipun di luar sekolah. Hal ini dibuktikan dengan rekaman video.

Ekspedisi Mudik 2024

Berdasar rekaman video tersebut, sekolah pun mengeluarkan Y dari sekolah. Orang tua Y, Wong S.M. mengaku sangat menyayangkan keputusan sekolah mengeluarkan anaknya tanpa mekanisme peringatan.

Sepekan Terakhir Soloraya Panas dan Jarang Hujan, Ini Penjelasan BMKG

Apalagi, pelanggaran tersebut terjadi di luar sekolah (di rumah). “Waktu itu kami dipanggil sekolah dan dikasih tahu anak saya dikeluarkan karena itu [mengisap vape]. Menurut saya pelanggaran anak saya ini sepele sekali karena anak kan masanya coba-coba. Jadi harusnya ada peringatan-peringatan dulu,” ujar Sioe bersama istrinya, Lily, saat ditemui wartawan di kawasan Pasar Kembang, Solo, Kamis (23/1/2020).

Sementara itu, pihak sekolah menyatakan siswa bersangkutan melakukan pelanggaran sekolah kategori D (berat) yang sanksinya bisa diberikan tanpa peringatan.

Direktur Pelaksana Yayasan Kalam Kudus, Riana Setiadi didampingi Kepala Sekolah SMP Kristen Kalam Kudus, Solo, Felixtian Teknowijoyo, mengatakan kedua siswa itu bukan dikeluarkan dari ditarik oleh orang tanya.

Tragis, Pria Ditemukan Tewas Tengkurap di Atas Istri Tertimpa Kandang Ayam

“Bukan dikeluarkan ya. Tapi orang tua yang menarik anaknya dari sini," jelas dia, Kamis.

Felixtian mengakui sekolahnya memang menerapkan disiplin tinggi kepada anak didik. "Apalagi terkait narkoba dan kriminalitas, kami tidak memberikan kesempatan kepada anak bahkan untuk sekadar mencobanya sehingga jika ini dilanggar, baik di sekolah atau di luar, kami ambil tindakan tegas tanpa peringatan,” ujar Felixtian.

Tindakan disiplin tersebut diterapkan untuk mendidik sekaligus melindungi siswa agar tidak terjerumus ke dalam tindakan-tindakan yang tidak baik. “Jadi tindakan kami ini justru untuk melindungi anak. Aturan yang kami terapkan ini bisa menyelamatkan ratusan anak yang sekolah di sini,” imbuh Riana.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya