SOLOPOS.COM - Panduan Informasi dan Inspirasi

Baghdad--Serangan bom mobil bunuh diri di sebuah kota Irak tengah menewaskan dua prajurit AS dan mencederai enam lain, Jumat, kata militer AS dalam sebuah pernyataan.

“Dua prajurit Divisi Utara AS tewas dan enam orang cedera setelah sebuah kendaraan yang dipasangi bom meledak di dekat patroli gabungan mereka hari ini,” katanya.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Sejumlah pejabat keamanan Irak sebelumnya mengatakan, empat orang tewas dalam serangan itu, yang dilakukan terhadap patroli gabungan AS-Irak di Jalawla, sebelah timurlaut Baghdad, di provinsi Diyala.

Serangan itu terjadi sekitar pukul 11.00 waktu setempat (pukul 15.00 WIB) dan mengakibatkan 26 orang terluka, kata seorang pejabat dari komando keamanan Diyala.

Dr Abdul Razzaq Ahmed dari rumah sakit Jalawla juga mengatakan, empat orang tewas, dan wanita serta anak-anak termasuk diantara mereka yang terluka.

Serangan mematikan Jumat itu menambah jumlah korban tewas militer AS menjadi 4.405 sejak invasi 2003 yang menggulingkan Presiden Saddam Hussein.

Sementara itu, di daerah Dora, Baghdad selatan, dua orang tewas dan sembilan lain cedera dalam ledakan bom pinggir jalan di dekat sebuah pasar, kata seorang polisi.

Kekerasan Jumat itu terjadi setelah pemilihan umum parlemen Maret yang hingga kini belum menghasilkan pemerintah baru, dan menjelang pertemuan pertama parlemen baru Senin.

Sehari sebelumnya, Kamis, sebuah bom mobil meledak di dekat patroli militer Irak di daerah Sunni Baghdad, menewaskan empat orang dan melukai sepuluh lain, kata satu sumber kementerian dalam negeri.

Prajurit, warga sipil dan milisi Sahwa pro-pemerintah yang beranggotakan mantan gerilyawan Sunni termasuk diantara para korban dalam ledakan tersebut, yang terjadi di distrik Amiriya di ibukota Irak itu, kata sumber tersebut.

Ketidakpastian politik setelah pemilihan umum 7 Maret telah menyulut peningkatan kekerasan dalam dua bulan terakhir. Menurut data pemerintah, 337 orang tewas dalam kekerasan pada Mei.

Kekerasan di Irak mencapai puncaknya antara 2005 dan 2007, kemudian menurun tajam, dan serangan-serangan terakhir itu menandai terjadinya peningkatan.

Hampir 400 orang tewas dan lebih dari 1.000 lain cedera tahun lalu dalam serangan-serangan bom terkoordinasi di sejumlah gedung pemerintah, termasuk kementerian-kementerian keuangan, luar negeri dan kehakiman pada Agustus, Oktober dan Desember.

Pemilihan umum pada 7 Maret tidak menghasilkan pemenang yang jelas dan bisa memperdalam perpecahan sektarian di Irak, yang menimbulkan kekhawatiran mengenai peningkatan kekerasan ketika para politikus berusaha berebut posisi dalam pemerintah koalisi yang baru.

Seorang jendral senior AS dalam wawancara dengan AFP beberapa waktu lalu memperingatkan, gerilyawan mungkin akan melancarkan serangan-serangan yang lebih mengejutkan seperti pemboman dahsyat di Baghdad pada 25 Oktober, menjelang pemilihan umum Maret.

Mayor Jendral John D. Johnson mengatakan bahwa meski situasi keamanan akan stabil pada pertengahan tahun ini, kekerasan bermotif politis yang bertujuan mempengaruhi bentuk pemerintah mendatang merupakan hal yang perlu dikhawatirkan.

Dua serangan bom bunuh diri menewaskan 153 orang di Baghdad pusat pada 25 Oktober.

Rangkaian serangan dan pemboman sejak pasukan AS ditarik dari kota-kota di Irak pada akhir Juni telah menimbulkan pertanyaan mengenai kemampuan pasukan keamanan Irak untuk melindungi penduduk dari serangan-serangan gerilya seperti kelompok militan Sunni Al-Qaeda.

Pemboman di Baghdad dan di dekat kota bergolak Mosul tampaknya bertujuan mengobarkan lagi kekerasan sektarian mematikan antara orang-orang Sunni dan Syiah yang membawa Irak ke ambang perang saudara.

Meski ada penurunan tingkat kekerasan secara keseluruhan, serangan-serangan terhadap pasukan keamanan dan warga sipil hingga kini masih terjadi di Kirkuk, Mosul dan Baghdad.

Banyak orang Irak juga khawatir serangan-serangan terhadap orang Syiah akan menyulut lagi kekerasan sektarian mematikan antara Sunni dan Syiah yang baru mereda dalam 18 bulan ini. Puluhan ribu orang tewas dalam kekerasan sejak invasi pimpinan AS ke Irak pada 2003.

ant/isw

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya