SOLOPOS.COM - Ilustrasi pemungutan suara (JIBI/Solopos/Antara)

Solopos.com, BLITAR – Pada pemilihan kepala daerah (Pilkada) Kabupaten Blitar tahun 2010, dua calon dengan predikat incumbent atau petahana meramaikan pesta demokrasi. Calon incumbent tersebut, sempat menjabat sebagai bupati dan wakil bupati pada periode sebelumnya.

Bupati Blitar, Herry Noegroho dan wakilnya Arif Fuadi, sama-sama bersaing, memperebutkan kursi kepemimpinan Kabupaten Blitar.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Dua pasang calon incumbent yang pecah kongsi kala itu mengikuti pilkada yang dilaksanakan pada 9 November 2010 tersebut.

Ekspedisi Mudik 2024

Dua pasangan yang bertarung menjadi calon kepala daerah periode 2010–2015, ialah Arif Fuadi-Heri Romadon dan Herry-Riyanto. Arif Fuadi dan Heri Romadon didukung PKNU, PAN, Partai Patriot, serta Partai Hanura.

Perbatasan Karanganyar Rawan Persebaran Covid-19, Razia Masker Ditingkatkan

Sementara, pasangan nomor dua adalah Herry Noegroho dan Riyanto yang didukung PDIP, Partai Demokrat, Partai Golkar, PKS, PPP, dan Partai Gerindra. Mereka memerebutkan suara 995.138 pemilih dari 1.960 tempat pemungutan suara (TPS) yang tersebar di 22 kecamatan dari Kabupaten Blitar.

Pemenang dalam Pilkada tersebut adalah Herry Noegroho dan Riyanto. Pasangan itu mendapatkan 318.856 suara atau 59,7%. Sementara itu pasangan Arif Fuadi-Heri Romadon kalah dan hanya mendapatkan 215.227 suara atau 40,3%.

KPU mencatat, jumlah surat suara yang sah mencapai 534.083 suara, sementara surat suara yang tidak sah mencapai 19.746 atau 3,6% dari total jumlah pemilih tetap yang mencapai 994.939 pemilih. Namun, tingkat kehadiran pemilih saat pilkada hanya mencapai 553.577 atau sekitar 55,7%.

Gibran Tak Masuk, Ini 16 Paslon Di Jateng Rekomendasi PKS Di Pilkada 2020

Angka Golput Tembus 44%

Sayangnya, pada pilkada tahun itu, angka partisipasi warga dalam pemilihan tak mampu menembus angka 70%. Dilansir dari, sebuah media online, Selasa (25/8/2020), sebanyak 44,3% atau setara dengan 441.362 pemilih yang absen dalam Pilkada tersebut.

Komisi Pemilihan Umum (KPU) Kabupaten Blitar menampik jika sosialisasi oleh KPU kurang maksimal.

Tingginya angka itu disebut karena banyaknya warga Kabupaten Blitar yang sekolah maupun bekerja di luar kota. Selain itu, tingginya tenaga kerja Indonesia (TKI) yang masih bekerja di luar negeri dan jumlah jemaah haji yang berangkat tahun ini ikut menambah banyaknya jumlah pemilih yang masuk golongan putih.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya