SOLOPOS.COM - Ilustrasi (Dok/JIBI/Antara)

Harianjogja.com, GUNUNGKIDUL-Ratusan warga Desa Karangasem, Kecamatan Paliyan, menggeruduk balai desa setempat, Senin (3/2/2014).

Mereka menuntut oknum perangkat desa Karangasem mundur dari jabatannya karena ketahuan selingkuh. Bahkan pasangan selingkuh diketahui hamil 4 bulan.

Promosi Alarm Bahaya Partai Hijau di Pemilu 2024

Kedua perangkat Desa Karangasem tersebut adalah Markuat, 50, yang menjabat sebagai Sekretaris Badan Perwakilan Desa (BPD) dan pasangannya Emi Dwi Asmawati, 25, sebagai Kepala Urusan Umum.

Setelah didesak warga dengan menduduki balai desa sekitar 2 jam, Markuat dengan dikawal polisi dari Polsek Paliyan dan TNI Koramil Paliyan akhirnya menyatakan mundur dari jabatannya dihadapan warga. Sementara surat pengunduran diri Emi Dwi Asmawati menyusul.

Dalam pernyataannya, Markuat yang sudah memiliki istri dan tiga anak mengakui telah menjalin hubungan gelap bersama rekan kerjanya Emi Dwi Asmawati. Bahkan dari hubungannya tersebut Emi kini mengandung bayi. Markuat berjanji akan menikahi Emi.

“Saya mengakui berbuat zina. Sebagai wujud perbuatan zina, saya mengundurkan diri dari jabatan saya,” ucap Markuat.

Ucapan Markuat pun disambut tepuk tangan warga, sebagian lainnya meneriakan kata-kata kotor sambil berteriak-teriak.

Markuat pun menyampaikan permohonan maaf kepada semua perangkat desa dan warga Karangasem karena perbuatannya telah mencemarkan nama baik Karangasem.

Dia juga berjanji tidak akan mengulangi lagi perbuatannya. “Saya siap menikahi [Emi],” kata dia. Usai menyampaikan pernyataan, Markuat langsung dikawal polisi dan TNI meninggalkan balai desa.

Badarudin, salah satu warga menuturkan, perselingkuhan kedua perangkat desa itu sebenarnya sudah diketahui warga sejak Agustus tahun lalu. Namun karena belum mendapatkan bukti-bukti yang kuat warga pun membiarkan keduanya.

Namun setelah kabar kehamilan Emi beredar, warga geram. “Warga merasa dicemarkan nama baik desanya dengan ulah perangkat desa,” kata dia.

Dengan lengsernya Markuat dan Emi dari jabatannya, setidaknya, kata Badarudin, warga Karangasem masih peduli dan menjaga dari tindakan asusila. Dia berharap kasus serupa tidak terulang lagi baik dari perangkat desa maupun dari warga.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya