SOLOPOS.COM - Dua Wakil Ketua DPD PAN Solo, Siti Nur Zulaikha dan Putri Listyandari R, ditemani sejumlah rekannya duduk di teras Kantor DPD PAN Solo, Jumat (14/8/2020). (Solopos/Kurniawan)

Solopos.com, SOLO -- Situasi internal DPD PAN Solo semakin memanas dengan terjadinya “pengusiran” dua pengurus dari sekretariat mereka di Jl Slamet Riyadi, Pajang, Laweyan, Jumat (14/8/2020) sekitar pukul 13.50 WIB.

Kejadian itu bermula saat dua pengurus DPD PAN Solo, Siti Nur Zulaikha dan Putri Listyandari R, menggelar jumpa pers di Kantor DPD PAN Solo. Sekitar pukul 13.30 WIB datang lima awak media yang mewawancarai mereka.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Setelah lima wartawan pergi, tiba-tiba ada telepon masuk ke penjaga Kantor DPD PAN Solo dari Ketua DPD PAN Solo, Achmad Sapari. Ketika itu Sapari meminta Siti dan Putri keluar dari Kantor DPD PAN Solo.

Viral Video Bullying di Alkid Solo, 9 Bocah Perempuan Dibawa Ke Kantor Polisi

Ekspedisi Mudik 2024

Padahal ketika itu dua pengurus DPD PAN Solo Siti dan Putri masih menunggu awak media lainnya. Sebab agenda jumpa pers dengan awak media diundur dari semula pukul 13.00 WIB menjadi pukul 15.00 WIB. Alhasil mereka lesehan di luar kantor.

“Kami pejuang-pejuangnya malah dilempar di halaman kantor. Jadi ketika wawancara pertama kami masih di dalam. Tiba-tiba yang jaga kantor ini ditelepon Pak Sapari suruh keluar. Oke, kami langsung keluar,” ujar Siti.

Sangat Memalukan

Setelah Siti dan Putri keluar, Kantor DPD PAN Solo langsung dikunci. Perlakuan tersebut dirasakan Siti sangat memalukan. Siti dan Putri memilih Kantor DPD PAN Solo untuk jumpa pers sebagai wujud kecintaan kepada PAN.

Direkam 10 Agustus, Begini Kejadian Dalam Video Bullying Remaja Perempuan di Alkid Solo

“Karena kantor ini, partai ini kami besarkan bersama-sama. Kalau kami mau, kami bisa ambil tempat di mana pun. Tetapi tidak. Ini lah rumah kami. Rumah perjuangan. Lesehan di depan ndak masalah bagi kami,” imbuh pengurus DPD PAN Solo itu.

Perlakuan tidak pas, menurut Siti, juga dia alaminya ketika tiba-tiba nomor Whatsapp-nya dikeluarkan dari grup pengurus DPD PAN. Menurut Siti, seharusnya Ketua DPD PAN Solo bisa bersikap demokratis.

“Ini adalah demokrasi, beda pendapat itu wajar, wajib. Tetapi habis itu tidak ada apa-apa. Ini adalah demokrasi berpikir, tidak harus berikan sikap ekstrem. Ini bagi saya penghinaan. Ini yang harus diluruskan,” urai dia.

Niat Banget! Astrid Suntani Roadshow Ke DPP PAN, Golkar & PKS Demi Maju Pilkada Solo 2020

Dengan perlakuan yang dialaminya, Siti memutuskan untuk mengajukan surat pengunduran diri dari pengurus dan jabatan Wakil Ketua DPD PAN Solo Bidang Pemberdayaan Perempuan yang selama ini diembannya. Surat tersebut akan dia berikan pada Sabtu (15/8/2020).

Tuntut Minta Maaf

“Saya akan tuntut Pak Sapari minta maaf secara pribadi kepada saya dan teman-teman di pemberdayaan perempuan PAN Solo. Beliau sangat melukai kami. Yang kedua saya dengan tegas akan mundur,” kata dia.

Kendati mengalami perlakuan tidak mengenakan, Siti bertekad akan tetap menjadi anggota PAN. “Hati saya sakit, saya merasa diusir. Beliau tidak menghargai kami. Buat apa kami bertahan di sini. Surat pengunduran diri sudah saya siapkan. Besok saya serahkan,” aku dia.

Mobil Lab PCR Covid-19 Mampir Karanganyar, Dua Warga Colomadu Positif

Sikap senada ditunjukkan Putri. Wakil Ketua DPD PAN Solo Bidang Pengkaderan itu menyatakan juga akan mengundurkan diri. Surat resmi pengunduran diri sebagai pengurus DPD PAN Solo sudah dia siapkan dan akan diserahkan pada Sabtu.

“Surat sudah saya siapkan, sudah saya print out. Tapi belum selesai berproses, kami sudah diusir dari Kantor DPD PAN Solo. Saya akan mundur, tapi saya tetap anggota PAN. Kewajiban sebagai pengurus sudah tidak ada,” kata dia.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya