SOLOPOS.COM - Politikus PDIP Solo Honda Hendarto maju kembali dalam kontestasi Pemilu 2024. Jika lolos di Pemilu 2024 menjadi kali keenam menghuni di Karangasem. (Dok)

Solopos.com, SOLO—Rencana Pemkot Solo menjadikan Pasar Ngudi Rejeki Gilingan dan Pasar Ngemplak, Banjarsari, Kota Solo, sebagai pusat oleh-oleh Masjid Syeikh Zayed Gilingan, ditanggapi penuh tanda tanya oleh Ketua Komisi II DPRD Solo, Honda Hendarto.

Sejauh ini Pemkot Solo tidak pernah mengajak bicara Komisi II DPRD Solo terkait rencana tersebut. “Kalau itu sebuah wacana ya harus diikuti konsep besar. Tidak hanya wacana. Bagaimana nasib para pedagang di sana,” tanya dia, Minggu (4/6/2023).

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Honda mengatakan ada sejumlah konsep yang bisa diterapkan ketika Pemkot Solo akan menjadikan dua pasar itu sebagai pusat oleh-oleh Masjid Syeikh Zayed. Sejauh ini Komisi II DPRD Solo belum mengetahui apa yang akan diterapkan Pemkot Solo.

Ekspedisi Mudik 2024

“Apakah pedagangnya disuruh jualan oleh-oleh atau suvenir, atau mereka semua disuruh keluar, kami tidak tahu. Kami belum pernah diajak bicara. Bila sudah dibarengi dengan sebuah konsep yang matang, aku tidak paham mau dibawa ke mana,” urai dia.

Namun, Honda lebih mendukung bila Pemkot Solo sebatas memanfaatkan los dan kios yang kosong untuk berjualan oleh-oleh dan suvenir. Dengan begitu para pedagang lama tidak digusur, atau harus beralih profesi dengan berjualan suvenir atau oleh-oleh.

“Lah konsep yang saya maksud, mau seperti apa, apakah mungkin di Pasar Ngemplak atau Pasar Gilingan itu bila ada los-los atau kios yang kosong untuk diisi oleh pedagang-pedagang suvenir dan oleh-oleh. Jadi memanfaatkan los dan kios itu,” kata dia.

Politikus PDIP tersebut mengaku akan mendukung 100% bila konsep yang diterapkan Pemkot Solo seperti itu. Sebab daripada los dan kios kosong, lebih baik dimanfaatkan berjualan suvenir dan oleh-oleh. Pendapatan Pemkot Solo pun akan tambah.

“Jadi betul-betul memberdayakan potensi los dan kios yang kosong, yang tidak ber SHP. Daripada kosong dimanfaatkan oleh para pedagang atau pengrajin suvenir di Solo, untuk mem-backup Masjid Zayed. Kalau seperti itu Its Okay dilakukan,” papar dia.

Disinggung opsi alih profesi para pedagang di dua pasar itu, Honda menyoroti apakah mereka mempunyai kemampuan untuk itu. Dia menyarankan Pemkot Solo mengajak bicara para pedagang untuk mencari formula terbaik rencana besar tersebut.

“Ditawarkan dulu, dari semula jualan brambang menjadi jualan topeng atau dompet atau boneka. Bagaimana tanggapan pedagang. Itu bukan proses mudah, perlu proses panjang. Pedagang sepeda, elektronik jualan blanggreng, piye carane,” ungkap dia.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya