SOLOPOS.COM - Panduan Informasi dan Inspirasi

<p><strong>Solopos.com, JOGJA</strong> — Setelah serangkaian erupsi terjadi sejak Senin (21/5/2018) hingga Kamis (24/5/2018), dua hari terakhir aktivitas Gunung Merapi cenderung landai. Terpantau tidak ada letusan sejak Jumat, meski begitu status gunung itu masih tetap waspada.</p><p>Kepala Balai Penyelidikan dan Pengembangan Teknologi Kebencanaan (BPPTKG) Hanik Humaida mengatakan, aktivitas <a href="http://news.solopos.com/read/20180526/496/918576/ini-wilayah-lerang-merapi-yang-paling-dikhawatirkan-putra-mbah-marijan" target="_blank">Gunung Merapi</a> pada Sabtu (26/5/2018) tidak menunjukkan perubahan signifikan dengan yang sebelum-sebelumnya. BPPTKG akan terus mengevaluasi perkembangan kondisi Gunung Merapi.</p><p>Jika tidak ada lagi terdeteksi erupsi dan kegempaan cenderung menurun, status akan diturunkan kembali jadi normal. Tapi, Hanik menyatakan penurunan status tidak bisa dipastikan kapan.</p><p>&ldquo;Enggak bisa menentukkan secara eksak waktunya kapan. Yang jelas kami evaluasi terus data-data yang ada,&rdquo; ujar Hanik melalui sambungan telepon. </p><p>Setelah terjadi erupsi cukup besar pada 2010 lalu, status Gunung Merapi sempat dinaikkan jadi waspada pada 2014 lalu. Tapi, setelah adanya <a href="http://news.solopos.com/read/20180524/496/918273/merapi-kian-panas-monyet-ekor-panjang-turun-gunung" target="_blank">penurunan kegempaan</a>, status dikembalikan jadi normal.</p><p>Hanik mengungkapkan, kondisi ketika itu berbeda dengan saat ini. Pada 2014 status dinaikkan karena data seismik menunjukkan peningkatkan, tanpa disertai erupsi sama sekali. &ldquo;Ini lebih kompleks. Makanya kita tunggu saja perkembangannya seperti apa.&rdquo;</p><p>Dari berbagai indikasi yang muncul, seperti deformasi yang tidak siginifikan, BPPTKG memperkirakan Gunung Merapi menuju erupsi efusif, bukan letusan eksplosif seperti pada 2010. Jika tidak erupsi efusif,&nbsp;mungkin saja <a href="http://news.solopos.com/read/20180526/496/918576/ini-wilayah-lerang-merapi-yang-paling-dikhawatirkan-putra-mbah-marijan" target="_blank">aktivitas Gunung Merapi</a> akan terus menurun dan menjadi normal kembali,&nbsp;</p><p>Hanik menjelaskan, jika perkiraan <a href="http://news.solopos.com/read/20180525/496/918421/bpptkg-perkirakan-erupsi-merapi-besifat-efusif" target="_blank">erupsi efusif </a>&nbsp;itu tepat, letusannya akan menghasilkan awas panas sebagaimana letusan sebelumnya. Awan panas merupakan karakter khas dari erupsi Gunung Merapi.</p><p>Untuk benar-benar meletus, ada beberapa tahapan yang akan dilalui. Dan itu belum muncul hingga saat ini. Rentetan erupsi yang terjadi tempo hari baru merupakan awal menuju proses magmatik.</p><p>Proses magmatik baru akan dimulai ketika ada inflasi atau penggembungan tubuh gunung api akibat dari pergerakan magma. Tanda yang lain adalah adanya api diam. Setelah itu baru masuk tahap pembentukan kubah lava. Jika tekanan dari dalam gunung masih kuat, barulah kemudian terjadi erupsi.</p><p>Mengenai potensi kekuatan awas panas yang mungkin timbul, hingga kini belum bisa dikalkulasikan. &ldquo;Untuk mengetahui kekuatan awan panas harus dihitung dulu volume magma yang naik berapa? kira-kira luncurannya berapa? Nanti kita kan bisa modelling. Kalau sekarang tidak bisa lihat, karena magma belum ada yang menuju ke permukaan,&rdquo; ucap Hanik.</p>

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya