SOLOPOS.COM - Panduan Informasi dan Inspirasi

SRAGEN — Dua kecamatan di Kabupaten Sragen, Kecamatan Mondokan dan Tangen, kekurangan lembaga Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD). Saat ini, hanya terdapat dua lembaga PAUD di masing-masing kecamatan itu.

Ketua Himpunan Pendidik dan Tenaga Kependidikan Anak Usia Dini Indonesia (Himpaudi) Sragen, Yuni Nurhidayati, mengungkapkan karena baru ada dua lembaga PAUD di dua kecamatan tersebut, saat ini belum ada pengurus Himpaudi tingkat kecamatan di daerah itu. Pengurus Himpaudi tingkat kecamatan sudah ada di 18 kecamatan lainnya.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

“Jumlah anak usia dini di setiap kecamatan relatif sama,” ungkapnya saat ditemui Solopos.com di sela-sela Rapat Kerja Himpaudi Sragen di Pendapa Rumah Dinas Wakil Bupati Sragen, Sabtu (29/9/2012).

Saat ini, terangnya, jumlah lembaga PAUD di Sragen sebanyak 327 lembaga. Jumlah tersebut meliputi kelompok bermain, tempat penitipan anak, Pos PAUD. Berdasarkan data Himpaudi, baru sekitar 50% anak usia dini di Sragen atau sebanyak 7.985 anak yang sudah terlayani lembaga PAUD.

Sebenarnya, kata Yuni, pendirian lembaga PAUD bisa didirikan secara swadaya oleh masyarakat. Misalnya oleh tim penggerak PKK. Saat ini pemerintah juga menyediakan banyak bantuan untuk lembaga PAUD. Peran serta masyarakat sangat diperlukan dalam upaya mempersiapkan generasi Indonesia emas pada 2045, sebagaimana dicanangkan pemerintah.

Kepala Bidang Pendidikan Nonformal, Dinas Pendidikan Sragen, Darmawan, menguraikan jumlah lembaga penerima Bantuan Operasional Pendidikan (BOP) PAUD senilai Rp7,2 juta, di Kabupaten Sragen meliputi 50 kelompok bermain, 25 pos PAUD, 50 taman kanak-kanak, dua TPA dan lima PAUD. Provinsi Jawa Tengah juga menyediakan bantuan sosial senilai Rp30 juta/lembaga bagi 59 lembaga, serta bantuan pengadaan alat peraga edukatif senilai Rp10 juta/lembaga.

Untuk mendukung gerakan Indonesia emas, terang Yuni, Himpaudi bekerja sama dengan Dinas Pendidikan dan mitra kerja terkait, berusaha melakukan beberapa cara. Misalnya menggelar pelatihan bagi pendidik PAUD.

“Himpaudi berusaha merangkul semua lembaga yang punya kepedulian terhadap PAUD. Jika ingin mencetak anak cerdas, pendidiknya harus cerdas terlebih dahulu,” ujarnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya