SOLOPOS.COM - Fahri Hamzah (kanan) dan Fadli Zon seusai menerima penghargaan Bintang Mahaputera Nararya dari Presiden Joko Widodo (Jokowi). (Solopos-Dok.)

Solopos.com, JAKARTA — Politikus asal Nusa Tenggara Barat yang sempat dikenal sebagai singa parlemen hingga kebagian Bintang Maha Putra, Fahri Hamzah, berkomentar sinis atas pencopotan dua kapolda oleh kapolri akibat kerumunan di tengah pandemi Covid-19 terkait Rizieq Syihab. Menurutnya, negara sedang salah tingkah.

Fahri Hamzah yang kini wakil ketua umum dewan pimpinan nasional Partai Gelombang Rakyat Indonesia alias Gelora itu menilai kegiatan Rizieq Syihab yang menimbulkan kerumunan massa dan berbuntut pencopotan dua kapolda merupakan bentuk salah tingkah negara. Fahri menganggap negara tidak mampu mengantisipasi kejadian tersebut.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Irjen Pol Nana Sujana dan Irjen Pol Rudi Sufahriadi dicopot dari jabatan sebagai kapolda Metro Jaya dan kapolda Jawa Barat. Keduanya dinilai tak mampu mengatasi terjadinya kerumunan massa. Bahkan Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan pun dipanggil Polda Metro Jaya untuk dimintai keterangan terkait pelanggaran protokol kesehatan dalam kegiatan penyambutan Rizieq Syihab.

Jitu Selamatkan Hubungan dari Ancaman Medsos

“Ini adalah sebagai bentuk salah tingkah negara karena tidak mampu mengantisipasi keberadaan Habib Rizieq saat kembali ke Tanah Air,” kata Fahri, Selasa (17/11/2020).

Menurut Fahri negara kaget dengan fenomena yang terjadi. Padahal, lanjut Fahri, negara memiliki fungsi deteksi dan motivasi. “Jangankan aksi kegiatan, cuaca dan bencana alam saja bisa diterka oleh negara,” kata Fahri.

Dia mengatakan awalnya kejadian itu dianggap kecil dan tidak penting. Akan tetapi ternyata banyak pendukung yang menyambut kedatangan Rizieq Syihab.

Astronom Klaim Temukan Kembaran Bulan di Balik Mars

Terkait pencopotan Irjen Pol. Nana Sudjana, Ketua Presidium Indonesia Police Watch (IPW) Neta Pane mengungkapkan dugaan lain. Menurutnya, di luar masalah penegakan protokol kesehatan dalam kasus Rizieq Syihab, Neta menyebutkan dicopotnya Nana adalah bagian dari manuver persaingan bursa calon kapolri.

Jagoan Geng Solo

Menurut Neta, Nana merupakan satu di antara calon kuat dari geng Solo. Karena itu, kecerobohan Nana terkait acara Rizieq Syihab dimanfaatkan dengan baik oleh beberapa pihak.

Analisis itu sejatinya bukan tanpa alasan. Sebagaimana catatan Jaringan Informasi Bisnis Indonesia (JIBI), menjelang pensiun Januari 2021, Kapolri Jenderal Pol. Idham Azis menggeser posisi delapan kapolda sekaligus. Dua nama di antara delapan nama yang tercantum dalam Surat Telegram Kapolri nomor ST/3222/XI/KEP/2020 itu belakangan dikaitkan dengan kerumunan massa di tengah Covid-19.

Gatot Brajamusti Meninggal Dunia, Ada Wasiat buat Parfi…

Kapolda Bali

Lama     : Irjen Pol Dr. Petrus R. Golose
Baru       : Irjen Pol Drs. Putu Jayan Danu Putra, S.H, M.Si

Kapolda Maluku

Lama     : Irjen Pol Drs. Baharudin Djafar, M. Si
Baru       : Irjen Pol Refdi Andri, M. Si

Kapolda Maluku Utara

Lama     : Irjen Pol Drs. Rikhwanto, S.H, M.Hum
Baru       : Irjen Pol Risyapudin Nursin, S.I.K

Kapolda Metro Jaya

Lama     : Irjen Pol Drs. Nana Sudjana, M.M
Baru       : Irjen Pol Dr. Mohammad Fadil Imran, M.Si

Kapolda Jawa Timur

Lama     : Irjen Pol Dr. Mohammad Fadil Imran, M.Si
Baru       : Irjen Pol Dr. Nico Afianta, S.I.K, SH, MH

Kapolda Kalimantan Selatan

Lama     : Irjen Pol Dr. Nico Afianta
Baru       : Irjen Pol Drs. Rikhwanto



Kapolda Jambi

Lama     : Irjen Pol Drs. Firman Shantyabudi, M.Si
Baru       : Irjen Pol Albertus Rachmad Wibowo, S.I.K, M.I.K

Kapolda Jawa Barat

Lama     : Irjen Pol Drs. Rudy Sufahriadi, M.Si
Baru       : Irjen Pol Drs. Ahmad Dofiri, M.Si

KLIK dan LIKE untuk lebih banyak berita Solopos

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya