SOLOPOS.COM - MOGOK --

MOGOK -- Para karyawan pemerintahan lokal berunjuk rasa di depan Balaikota Lambeth, London selatan, Rabu (30/11/2011). (JIBI/SOLOPOS/Reuters)

London (Solopos.com) – Setidaknya 2 juta pegawai pemerintah Inggris dari sektor pelayanan publik, Rabu (30/11/2011) memulai aksi mogok. Aksi ini menjadi pemogokan berskala terbesar di Inggris sejak 30 tahun terakhir, yang dipicu oleh kebijakan pemerintah koalisi Partai Konservatif dan Liberal Demokrat yang makin mengetatkan anggaran untuk menekan defisit.

Promosi Simak! 5 Tips Cerdas Sambut Mudik dan Lebaran Tahun Ini

Aksi mogok ini terutama dilakukan untuk menentang upaya reformasi dari pemerintah yang menurut serikat-serikat buruh akan memaksa orang untuk bekerja lebih lama sebelum bisa pensiun serta mengalami potongan tabungan hari tua yang lebih besar, namun pada akhirnya justru mendapatkan tunjangan pensiun yang lebih sedikit. Kalangan pekerja makin marah karena pemerintah Selasa kemarin mengumumkan revisi prediksi pertumbuhan ekonomi yang makin menurun serta menyatakan program pengetatan anggaran itu akan terus berlangsung hingga 2017 mendatang.

Ekspedisi Mudik 2024

“Kenapa pemerintah justru menyasar kami di sektor pelayanan publik?” ujar Kevin Smith, 54, seorang petugas keamanan yang ikut berdemo di depan gedung parlemen. “Kami cuma akan dapat kenaikan gaji satu persen hingga tiga tahun ke depan. Gaji kami tidak naik selama dua tahun terakhir, sebelum itu kami bahkan mendapat lebih rendah dari tingkat inflasi. Jadi kapan ini akan berakhir?” imbuhnya.

Sejauh ini aksi pemogokan berdampak paling parah pada sektor pendidikan dan kesehatan. Departemen Pendidikan menyebut hanya sekitar 13 persen sekolah milik pemerintah atau yang didanai pemerintah di Inggris yang buka, sementara di Skotlandia hanya 30 dari 2.300 sekolah negeri yang buka. Di Wales setidaknya 80 persen sekolah tutup karena para guru dan karyawan mogok.

Di sektor kesehatan, pemerintah memperkirakan sekitar 400.000 perawat dan paramedis serta tenaga pendukung seperti staf administrasi dan teknik serta kebersihan ikut mogok. Akibat pemogokan ini, 60.000 operasi yang tidak terkait masalah keselamatan jiwa, uji klinis dan aneka kegiatan pelayanan yang tidak mendesak juga ditunda.

Badan pelayanan ambulans, London Ambulance Service menyebut mereka kemungkinan tidak akan melayani panggilan yang tidak terkait keselamatan jiwa. South East Coast Ambulance Service juga menyatakan hanya akan melayani kondisi darurat yang mengancam jiwa.

Menteri Keuangan George Osborne mengutuk keras aksi mogok ini. “Pemogokan ini takkan berbuah apa pun dan takkan mengubah apa pun,” tegasnya dalam wawancara dengan BBC. “Aksi ini hanya akan membuat perekonomian kita makin lemah dan bahkan merugikan lapangan kerja,” imbuhnya.

Brendan Barber, sekretaris jenderal Trades Union Congress, organisasi buruh yang mengoordinasikan aksi mogok, menyatakan para pekerja sektor publik saat ini sudah tidak lagi diminta untuk melakukan “pengorbanan sementara” namun menerima pemotongan dalam jumlah besar permanen yang membuat standar hidup mereka menurun. “Perekonomian kita masih mampu menanggung beban biaya pensiun karena baru akan jatuh tempo pada dekade mendatang,” ujarnya. “Kita takkan bisa memecahkan masalah ekonomi dengan terus menekan standar hidup enam juta pekerja sektor publik,” tukasnya.

JIBI/SOLOPOS/bas/Rtr

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya