BANTUL–Dua hari sebelum disatroni kawanan perampok, Selasa (16/10) dini hari, Ngabadi, 56, mencurigai sebuah mobil yang menurunkan satu penumpangnya tak jauh dari perusahaan eksportir tempatnya bekerja sebagai penjaga malam.
Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi
“Penumpang laki-laki itu turun dari mobil sekitar pukul 02.00 WIB,” kata Harjono, 35, penjaga malam Giri Mart kepada Harian Jogja, Kamis (18/10). Kala itu, Harjono kebetulan tengah menyambangi Ngabadi yang sedang berjaga di pos satpam.
Setelah dicari di sekeliling showroom sekaligus pabrik kerajinan kulit yang memiliki 18 karyawan itu, Harjono menjelaskan, laki-laki beserta mobil yang menurunkannya sudah tidak ada. “Saya rasa ada kejanggalan dalam kasus ini,” imbuh Harjono.
Pasalnya, saat turut menyaksikan proses olah TKP, Harjono menyaksikan tidak adanya bekas congkelan pada pintu ruang administrasi. Meski demikian, ia tidak mau mendahului polisi untuk menduga adanya keterlibatan “orang dalam”.
Menurut salah satu karyawan Habib Leather, Paiman, 45, pintu tersebut memang sudah bermasalah. “Diangkat sedikit saja bisa terbuka,” ujarnya. Warga Desa Trirenggo, Bantul itu menambahkan, pemilik Habib Leather, Nizamudin, asli dari Singapura. Istrinya tinggal di wilayah Krapyak, Jogja.