SOLOPOS.COM - Pengguna jalan melintasi perempatan Pasar Pon Jl. Slamet Riyadi, Solo, Senin (9/1/2023). (Solopos/Putut Hartanto)

Solopos.com Stories

Solopos.com, SOLO — Kawasan Koridor Jl Gatot Subroto atau Gatsu-Ngarsopuro Solo kian cantik setelah penataan yang dilakukan pada 2022. Pesona kawasan itu semakin kuat dengan berbagai ornamen baru.

Promosi Strategi Telkom Jaga Jaringan Demi Layanan Telekomunikasi Prima

Salah satunya keberadaan dua gapura di Simpang Empat Ngarsapura atau Perempatan Pasar Pon yang memisahkan Jl Gatot Subroto dengan Jl Diponegoro. Gapura di selatan Simpang Empat Pasar Pon bergaya Keraton Kasunanan Surakarta Hadiningrat.

Sedangkan gapura di sisi utara bergaya Pura Mangkunegaran. Keberadaan dua gapura tersebut telah menjadi ikon baru kawasan Ngarsapura dan koridor Gatsu-Ngarsopuro. Seperti ketika momen malam pergantian tahun 2022 ke 2023, Sabtu (31/12/2022) lalu.

Saat itu digelar panggung hiburan musik pop Jawa yang ditonton ribuan orang. Mereka menghabiskan waktu bersama menunggu pergantian tahun sambil menikmati suguhan lagu-lagu yang lagi hits di kalangan anak muda.

Keberadaan dua gapura berhadapan di koridor Gatsu-Ngarsopuro Solo itu semakin memberikan sentuhan estetik pentas hiburan malam itu. Sehingga banyak di antara warga yang berkumpul malam itu mendokumentasikan momen indah tersebut.

Praktisi pariwisata Kota Solo, BRM Bambang Irawan, menilai keberadaan dua gapura di Simpang Empat Ngarsapura seolah menghadirkan batas wilayah imajiner di mana sisi selatan wilayah Keraton Solo dan sisi utara wilayah Mangkunegaran.

koridor gatsu-ngarsopuro
Warga berjalan menikmati suasana malam di jalur Pedestrian Koridor Gatsu, Serengan, Solo, Senin (9/1/2023). (Solopos/Putut Hartanto)

Detail gapura dari bentuk dan warnanya identik dengan kekhasan Keraton Solo dan Mangkunegaran. Di mana gapura selatan berwarna biru muda khas Keraton Solo dan gapura utara berwarna hijau khas Mangkunegaran. Bambang mengapresiasi ide pembuatan gapura itu.

Sebab menurutnya baik Keraton Kasunanan maupun Mangkunegaran merupakan ikon Solo. Kehadiran dua gapura itu menghadirkan kembali ciri arsitektur Kasunanan dan Mangkunegaran di tengah-tengah Solo yang merupakan jalur utama masyarakat.

Ornamen Tokoh Pewayangan

Namun demikian, dia menilai gapura di selatan Koridor Gatsu-Ngarsopuro Solo itu terlihat kurang artistik dari segi bentuk apabila merujuk Gapura Gladak. “Saya mengapresiasi. Tapi yang gapura selatan bentuknya kurang match jika rujukannya Gapura Gladak,” katanya, Selasa (10/1/2023).

Kawasan Perempatan Pasar Pon semakin menarik dengan tambahan ornamen tokoh pewayangan berukuran besar di empat sisinya. Tokoh wayang yang dipajang di kawasan itu yakni Nakula-Sadewa, Arjuna-Kresna, Yudhistira dan Werkudara.

Pendapat berbeda disampaikan pemerhati budaya Solo, Bambang Ary Wibowo, saat diwawancarai Solopos.com, Selasa (10/1/2023). Dia mempertanyakan makna filosofis dua gapura bergaya Keraton Solo dan Mangkunegaran di Perempatan Simpang Empat Ngarsapura.

“Saya baru-baru ini bertemu Pak Rajiman, pemerhati sejarah Solo yang usianya sudah kepala delapan. Kami ngobrol banyak hal. Soal Ngarsapura kami sepaham, kenapa ada gapura di Pasar Pon. Filosofi dua gapura itu apa?” tanya dia.

koridor gatsu-ngarsopuro solo wisata
Suasana jalur pendestrian di Jl Gatot Subroto atau koridor Gatsu Solo, Jumat (16/12/2022). (Solopos/Putut Hartanto)

Bambang mengaku tidak peduli bila pembuatan dua gapura itu sebatas untuk kepentingan keindahan kawasan dan swafoto pengunjung koridor Gatsu-Ngarsopuro Solo. Tapi bila berbicara urusan sejarah dan budaya, dia mempertanyakan dua gapura tersebut.

“Kalau sebatas urusan selfie, saya tidak peduli. Semuanya ada maknanya,” terang dia. Lebih jauh, Bambang menjelaskan keberadaan Pasar Triwindu di kawasan Ngarsapura yang menurutnya bukan bagian dari Mangkunegaran.

“Ngarsa itu artinya di depan, pura itu Pura Mangkunegaran. Pasar Triwindu itu sebenarnya malah yang membuat PB X. Tri artinya tiga, windu itu artinya delapan tahun. Jadi itu bukan pasarnya Pura Mangkunegaran,” paparnya.

Sedangkan untuk batas wilayah antara Keraton Solo dengan Mangkunegaran, menurut Bambang, tidak berada di sekitar Perempatan Pasar Pon. Batas wilayah Keraton Solo dengan Mangkunegaran setahu dia di Jl Ronggowarsito.

Sentuhan Klasik

“Itu lah dulu batasnya. Maka ketika bicara Ngarsapura, garis mayanya tidak di Pasar Pon, tapi justru ada di Omah Sinten. Itu faktanya. Kalau pun muncul beberapa tanah yang dimiliki Mangkunegaran, ya bisa-bisa saja kan,” terangnya.

Terlepas dari dua pandangan yang berbeda tersebut, kehadiran gapura bergaya era kerajaan itu memberikan sentuhan klasik di kawasan Koridor Gatsu-Ngarsopuro yang menjadi salah satu pusat berkumpulnya anak-anak muda Solo.

Perpaduan unsur klasik dengan desain modern kawasan Ngarsapura dan koridor Gatsu seolah menghadirkan kesan perjalanan lorong waktu Solo dari waktu ke waktu, atau zaman ke zaman.

konsep gatsu-ngarsopuro solo
Lampu Sorot Bat Signal di simpang empat Ngarsapura, Solo, Senin (10/1/2023) malam. (Solopos/Wahyu Prakoso)

Seperti diketahui, Pemkot Solo memproyeksikan koridor Gatsu-Ngarsopuro sebagai ikon wisata yang memadukan unsur seni, budaya, dan kuliner. Meski belum dibuka secara resmi dan belum juga ditentukan konsepnya, sejumlah kegiatan telah dimulai di kawasan itu.

Hal itu antara lain terlihat dari kembalinya paguyuban pedagang Night Market Solo mulai Sabtu (31/1/2022) malam. Kemudian, Solo Is Solo Street Art Market saat malam hari dan Solo Art Market (SAM) pagi sampai sore setiap akhir pekan.

Proyek penataan Koridor Gatsu-Ngarsopuro dilakukan PT Wita Surya Sarana yang memenangi lelang dengan nilai kontrak Rp30.322.742.650. Pengerjaan dimulai pada Juni 2022 dan selesai Desember 2022.

Penataan itu mengambil konsep Keraton Kasunanan Surakarta Hadiningrat (Keraton Solo) di Jl Gatsu dan Pura Mangkunegaran di Jl Diponegoro. Di sisi lain ada upaya untuk mengembangkan kampung wisata Kemlayan yang berada di sekitar koridor Gatsu.



Kemlayan disebut merupakan salah satu kawasan paling bersejarah di Solo. Perumahan para ahli dan seniman berada di kampung-kampung Kemlayan sejak masa Paku Buwono (PB) X.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya