SOLOPOS.COM - Dinas Perdagangan, Koperasi (Disdagkop) dan UKM Sukoharjo mengecek pabrik produsen minyak goreng di Sukoharjo belum lama ini. (Istimewa/Disdagkop dan UKM Sukoharjo)

Solopos.com, SUKOHARJO — Dinas Perdagangan, Koperasi (Disdagkop) dan UKM Sukoharjo mengajukan permohonan suplai minyak goreng murah sebanyak 26.000 liter ke Dinas Perdagangan Provinsi Jawa Tengah. Permohonan tersebut ditujukan untuk membantu mengendalikan harga minyak goreng yang masih berada di atas harga eceran tertinggi (HET) yang ditetapkan oleh pemerintah pusat.

Berdasarkan pantauan Disdagkop dan UKM Sukoharjo, harga minyak goreng di pasar tradisional di Sukoharjo masih berada di kisaran Rp18.000 hingga Rp20.000 per liter. Kondisi tersebut berbanding terbalik berdasarkan hasil pantauan di sejumlah produsen minyak goreng yang sudah mendistribusikan minyak goreng dengan harga di bawah HET yang ditetapkan.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Kepala Disdagkop dan UKM Sukoharjo, Iwan Setyono, mengatakan mendapatkan sejumlah informasi terkait penyebab masih tingginya harga minyak goreng di pasar. Menurutnya, terdapat beberapa faktor antara lain dugaan permainan harga di tingkat pedagang dan adanya fenomena panic buying di kalangan masyarakat lantaran dipicu mendekati momen bulan Ramadan.

Ekspedisi Mudik 2024

Baca juga: Sidak Pabrik Pengemasan Minyak Goreng, Ini Pesan Kapolres Sukoharjo

“Kami juga masih mencari tahu. Tapi kami mendapatkan sejumlah informasi kalau stok minyak goreng murah itu ada sebenarnya tapi dari pedagang masih dibanderol harga tinggi karena permintaan yang tinggi akibat panic buying karena dengan begitu keuntungannya lebih banyak. Sehingga harganya tetap seperti ini kondisinya,” ucap dia ketika dihubungi Solopos.com, Kamis (24/2/2022).

Menambah Ketersediaan Stok

Oleh karena itu, Disdagkop dan UKM Sukoharjo mengajukan pasokan minyak goreng murah sebanyak 26.000 liter kepada Pemprov Jateng untuk giat operasi pasar. Langkah tersebut ditujukan untuk menambah ketersediaan stok agar harga minyak goreng bisa segera terkendali. Namun, hingga saat ini, pihaknya belum mendapatkan kepastian terkait pasokan minyak goreng yang akan diterima.

“Langkah ini untuk menormalkan harga minyak goreng. Dengan stok yang berlebih nantinya kami harapkan harga bisa terkendali. Tapi kepastian pengajuan kami apakah akan diakomodasi seperti wilayah lainnya kami masih belum tahu,” jelas dia.

Baca juga: PKL Kuliner Sukoharjo Kesulitan Cari Minyak Goreng, Kalaupun Ada Mahal

Terkait distribusi minyak goreng murah, Iwan mengatakan tidak akan mengadopsi operasi pasar seperti umumnya. Hal ini untuk mengantisipasi terjadinya antrean yang mengular dan menyebabkan kerumunan masyarakat. Pihaknya lebih memilih mengadopsi sistem distribusi melalui lembaga yang digandeng seperti asosiasi UMKM, koperasi, dan lembaga lainnya.

“Jadi kalau kami sudah mendapatkan pasokan, kami akan mendistribusikannya melalui lembaga. Tujuannya agar tidak terjadi kerumunan karena kami belajar dari wilayah lain malah menimbulkan kerumunan dan juga mengantisipasi manipulasi yang dilakukan pembeli. Yang terpenting adalah meratanya suplai minyak goreng murah ini,” papar dia.

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya