SOLOPOS.COM - Kawasan industri di wilayah Sambungmacan, Sragen, dipisahkan dengan jalur tol Solo-Ngawi, Jumat (16/9/2022). Akses jalan tol menjadi salah satu pertimbangan investor untuk menanamkan investasi di wilayah Sambungmacan. (Solopos.com/Tri Rahayu)

Solopos.com, SRAGEN — Investor asal Taiwan dikabarkan tertarik untuk berinvestasi di Kecamatan Sambungmacan, Sragen. Pilihannya antara di Desa Sambungmacan atau Desa Banyurip. Keduanya masuk dalam kawasan industri Kecamatan Sambungmacan.

Bupati Sragen, Kusdinar Untung Yuni Sukowati, menyebut investasi tersebut nilainya di atas Rp4 triliun. Rencananya mereka akan membangun pabrik alas kaki di sana.

Promosi Mitsubishi XForce: Stylish untuk Wanita, Praktis buat Ibu Muda

Camat Sambungmacan, Tri Mulyono, mengungkapkan sudah ada delapan pabrik yang berdiri di wilayahnya. Pabrik berkapasitas sedang itu tersebar di wilayah empat desa yakni Plumbon, Karanganyar, Toyogo, dan Sambungmacan.

Kehadiran pabrik-pabrik tersebut, menurutnya, mendorong pertumbuhan ekonomi di wilayah sekitar. Seperti bermunculannya pelaku usaha mikro kecil menengah (UMKM) di kawasan tersebut.

Di sisi lain banyak warga setempat yang beralih pekerjaan dari sektor pertanian menuju ke sektor industri dengan menjadi karyawan pabrik tersebut.

Baca Juga: Harga Tanah di Sragen Melambung Tinggi Bikin 3 Investor Mundur

“Ada beberapa petani yang mendapatkan ganti rugi saat pembebasan lahan dibelikan lahan lagi tetapi juga ada yang beralih membuka warung. Seperti di depan Pabrik Bata Ringan Blesscon Toyogo itu tumbuh banyak warung makan di pinggir jalan. Sekarang saya kesulitan mencari petani milenial karena anak-anak muda petani memilih beralih ke sektor industri,” jelasnya saat berbincang dengan wartawan, Jumat (16/9/2022).

Dia mengaku mendengar informasi adanya investor baru yang akan masuk ke wilayah Sambungmacan. Kemungkinan investor yang dimaksud berasal dari Taiwan.

Tri Muylono menyebut lahan yang bisa digunakan untuk investasi itu hanya di Sambungmacan dan Banyurip. Untuk desa-desa lainnya, ujar dia, masih masuk zona hijau dan sebagian masuk dalam peta LSD atau lahan sawah yang dilindungi.

“Saya mendengar informasi investor itu mulai masuk di antara dua desa itu karena kemungkinan harga tanah masih terjangkau. Investor melirik dua desa itu,” ungkapnya.

Baca Juga: Ini Calon Investor Pabrik Sepatu di Bonagung Sragen, Siap Tanam Rp4 Triliun

Tingginya harga tanah di kawasan Sambungmacan, lanjutnya, kemungkinan karena permainan makelar tanah. Tri berharap rencana investasi ini bisa terealisasi karena akan memberikan dampak yang luar biasa.

Daya Tarik Sambungmacan

Yang membuat Sambungmacan dan Banyurip dilirik investor, menurutnya, karena lokasinya strategis, berdekatan dengan pintu tol Sragen Timur dan dekat dengan akses jalan Sragen-Ngawi.

Dia mengatakan ketika investor masuk dan pembebasan lahan dilakukan secara fair maka semua bisa lancar. Tri lantas menyebut harga sawah per patok atau seluas 3.000 m2 di wilayahnya rata-rata Rp1,4 miliar. “Artinya harga tanah kurang dari Rp500.000 per meter persegi,” katanya.

Terpisah, Sekretaris Daerah (Sekda) Sragen, Tatag Prabawanto, mengungkapkan investor dari Taiwan telah melakukan sosialisasi tetapi nilai investasi pastinya belum diketahui. Pemkab Sragen mendukung masuknya investasi dengan memberikan kemudahan perizinan.

Baca Juga: Klaim Serap 30.000 Karyawan, Kades Bonagung Perjuangkan Pabrik Sepatu Masuk

Ia mengatakan Pemkab tidak akan intervensi terlalu jauh dalam hal pembebasan tanah. Berkaca pada pengalaman kasus pembebasan lahan di Bonagung, Tanon,  beberapa tahun lalu, Pemkab dituding mengambil keuntungan saat ikut membantu sosialisasi. Pembebasan lahan saat itu akhirnya gagal.

“Atas dasar itu, kami mengembalikan ke investor dan masyarakat,” jelasnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya